REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Haruna Soemitro menegaskan bahwa pihaknya tidak menggelar rapat Exco atau rapat pimpinan setelah adanya rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.
"Tidak ada rapat Exco," ujar Haruna sambil berlalu dengan mobil di GBK Arena, yang menjadi lokasi Kantor PSSI, Jakarta, Jumat (14/10) malam.
Haruna, yang didampingi Komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ferry Paulus, tampak buru-buru meninggalkan lokasi.
PSSI tengah mendapatkan sorotan setelah pada Jumat siang TGIPF merekomendasikan jajaran Exco PSSI, termasuk Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas jatuhnya 712 orang korban akibat peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
TGIPF mencatat, korban meninggal dunia berjumlah 132 orang, lalu 96 orang luka berat, 484 orang luka sedang atau ringan yang sebagian di antaranya bisa saja mengalami dampak jangka panjang.
Rekomendasi TGIPF, yang diketuai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, sudah diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.
TGIPF pun merekomendasikan agar PSSI menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) guna menghasilkan kepemimpinan dan kepengurusan PSSI yang berintegritas, profesional, bertanggungjawab dan bebas dari konflik kepentingan.
TGIPF lalu menyarankan supaya pemerintah tidak memberikan izin pertandingan liga sepak bola di bawah PSSI, yaitu Liga 1, Liga 2 dan Liga 3 sampai terjadinya perubahan dan kesiapan yang signifikan oleh PSSI dalam mengelola dan menjalankan kompetisi sepak bola di Tanah Air.
Setelah pengumuman rekomendasi itu, petinggi PSSI seperti anggota Exco Vivin Cahyani, anggota Exco Haruna Soemitro, Sekretaris Jenderal Yunus Nusi serta Wakil Sekretaris Jenderal Maaike Ira Puspita tampak berkumpul di Kantor PSSI.
Meski demikian, mereka enggan memberikan informasi kepada para pewarta yang menunggu hingga malam hari.