REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Theresia Ebenna Ezeria Pardede (43 tahun) menambahkan nama Annisa usai dirinya bersyahadat di Masjid Raya Pondok pada tahun 2000 lalu bertepatan dengan tanggal ulang tahunnya yaitu 2 September.
Perjalanan Annisa mendapatkan hidayah Allah SWT tidak terlepas dari pencariannya terhadap ketauhidan Allah SWT. Wanita asal Sumatra Utara ini terlahir dari keluarga non-Muslim.
Ibunya merupakan seorang penganut agama yang taat, sedangkan ayahnya sempat menjadi mualaf namun di akhir hayatnya kembali murtad dan menjadi pukulan besar bagi Annisa.
Annisa menceritakan kisah mualafnya ini dalam video youtube @ngaji cerdas dan dituangkan pula di buku karyanya berjudul Kunci Kebebaran, from Mualaf to Mukallaf.
Annisa juga berbagi pandangannya tentang Islam dalam acara Saresehan Muallaf yang diselenggakan Masjid Agung Sunda Kelapa, Sabtu, (24/9/2022) lalu.
Meski telah lama bersyahadat Annisa yang didapuk sebagai pembicara masih merasa haru ketika mengucap ulang dua kalimat syahadat ketika membuka pembicaraan.
Tidak heran karena sejak menjadi seorang Muslimah, Annisa tak pernah melupakan rutinitas harian untuk mengucap dua kalimat syahadat setiap bangun pagi.
"Setiap terbangun keesokan harinya entah itu untuk shalat tahajud maupun shubuh, aku membiasakan diri untuk mengucap dua kalimat syahadat dan bersyukur karena nikmat Islam yang telah aku dapatkan," ujar dia.
Dalam Saresehan Muallaf, Annisa kembali mengingatkan bahwa kajian ini menjadi seperti pengingat bahwa sejatinya menjadi Muslim itu adalah natural. Tetapi kadangkala sebagai manusia kadangkala lupa bahwasanya Allah SWT adalah sumber dari segala kebenaran.
"Kita cari sumber kebenaran lain karena mungkin diantara kita skenario kehidupan berbeda. Ada yang lahir dari seorang rahim Muslimah sejak lahir. Ada seperti saya lahir dari perempuan yang tidak mengenal Alquran," jelas dia.
Meski diakui Annisa, penyanyi yang dahulu akrab dipanggil Tere ini membutuhkan waktu hingga dirinya benar-benar menjalankan Islam sesuai syariat.
Secara tertulis Annisa memang menjadi Muslimah sejak tahun 2000, namun hingga 2014, Annisa belum benar-benar merasa menjadi seorang muslimah yang menjalankan syariat Islam sesuai dengan ajarannya.
Baca juga: Dihadapkan 2 Pilihan Agama Besar, Mualaf Anita Yuanita Lebih Memilih Islam
Selama itu dia tidak mendapatkan guru atau ustadz yang membantunya membimbing ajaran Islam. Sholat pun hanya untuk memenuhi kewajiban semata.
Namun perjalanannya menjadi seorang Muslimah memang tidak sebentar. Sejak sekolah dasar dan sekolah menengah pertama Annisa menempuh pendidikan di sekolah berbasis agama lamanya.
Baru ketika menginjak sekolah menengah atas, Annisa mengetahui agama yang dianut orang di sekitarnya beraneka ragam. Pertanyaan-pertanyaan tentang ketuhanan pun mulai muncul di benaknya.
Namun, keingintahuannya belum cukup untuk mempertanyakan keimanannya. Baru setelah kuliah, Annisa mulai mencari tahu lebih detail tentang tauhid.