REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pencarian pemotor hanyut terseret banjir lintasan di Jalan Dadali, Kelurahan Tanah Sareal, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor terus berlanjut. Pencarian mahasiswi IPB bernama Adzra Nabila (20 tahun) ini dilanjutkan dengan membongkar reruntuhan gorong-gorong dan menyisir dari titik awal menggunakan drone.
Komandan Regu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Maruli Sinambela, mengatakan pembongkaran gorong-gorong tempat hilangnya Adzra dilakukan secara manual dan dibantu alat berat ekskavator.
Di samping itu, kata dia, tim search and rescue (SAR) gabungan melakukan penyisiran menggunakan bantuan drone.“Ada komunitas drone mengirim tiga tim. Mudah-mudahan ada titik terang. Karena situasi debet air yang sangat deras, kami tidak mungkin melakukan penyelaman karena berisiko,” kata Maruli kepada wartawan di Jalan Dadali, Sabtu (15/10).
Selain itu, lanjut Maruli, penyisiran juga dilakukan dengan menggunakan perahu karet di Sungai Ciliwung hingga ke titik Kelurahan Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Kemudian disambut oleh tim SAR lain menggunakan canoe hingga ke Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.
Lebih lanjut, Maruli mengatakan, pencarian dengan perahu juga dikerahkan hingga ke Jembatan Juanda, Kota Depok.
Dari sana juga teman-teman juga menggunakan perahu sampai jembatan juanda. Lalu disambung sampai ke titik terjauh di Manggarai, Jakarta Selatan.
“Tapi cuaca hari ini cukup cerah, jadi pencarian Ara lebih maksimal atau dapat ditemukan di hari ini,” ujarnya.
Maruli menjelaskan, pada hari sebelumnya pencarian Adzra terkendala cuaca ekstrem dengan curah hujan sangat tinggi. Hal itu menyebabkan debit air Sungai Ciliwung sangat deras.
“Di Katulampa Tinggi Muka Air (TMA) mencapai 30 centimeter, kita agak sedikit terkendala. Untuk hari ini sudah dikerahkan 200 personel di lapangan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau Emil menyarankan agar pencarian Adzra dilakukan dengan menggunakan drone. Emil mengatakan, meski pencarian diperluas namun sebaiknya pencarian tetap dilakukan dengan menyisir dari titik hilangnya korban.
Hal itu dilakukan mengingat pencarian putra sulungnya bernama Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, yang hilang di Sungai Aare, Bern, Swiss pada Juni lalu.
“Khusus Neng Ara (Adzra), tadi saya usulkan mulai pakai drone ya. Sambil mencari yang terjauh, tetap sisir ulang dari titik 0 lagi. Dulu juga almarhum Eril juga kan begitu. Kita sudah cari sejauh itu, ditemukannya justru di titik nggak terlalu jauh,” kata Emil di rumah korban, Jumat (14/10).