Ahad 16 Oct 2022 10:44 WIB

Pedagang Tahu Tempe di Bandung Batal Mogok Produksi

Kenaikan harga kedelai tidak hanya merugikan pengrajin tahu dan tempe.

Rep: fauzi ridwan/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja mengangkut kedelai impor yang baru datang di sebuah gudang di sentra pengrajin tahu tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Rabu (9/6/2021). Selain terkendala harga kedelai impor yang terus mengalami kenaikan, distributor kedelai setempat juga mengeluhkan kedatangan pasokan yang menjadi lebih lama karena harus menjalani pemeriksaan di sejumlah titik sejak masa pandemi COVID-19 sehingga membuat biaya angkut makin membengkak.
Foto: ANTARA/ARI BOWO SUCIPTO
Pekerja mengangkut kedelai impor yang baru datang di sebuah gudang di sentra pengrajin tahu tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Rabu (9/6/2021). Selain terkendala harga kedelai impor yang terus mengalami kenaikan, distributor kedelai setempat juga mengeluhkan kedatangan pasokan yang menjadi lebih lama karena harus menjalani pemeriksaan di sejumlah titik sejak masa pandemi COVID-19 sehingga membuat biaya angkut makin membengkak.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Pedagang tahu dan tempe di Kota Bandung yang tergabung di Paguyuban Tahu Tempe Jawa Barat batal mogok produksi pada tanggal 17 hingga 19 Oktober. Alasannya, sebagian pedagang keberatan dengan rencana tersebut.

"Pengrajin-pengrajin yang lain keberatan (jadi batal mogok)," ujar salah seorang pedagang tahu tempe di sentra industri Cibuntu Dindin saat dikonfirmasi, Ahad (16/10/2022).

Baca Juga

Paguyuban Tahu dan Tempe Jawa Barat membatalkan mogok produksi pada tanggal 17 sampai 19 Oktober. Surat edaran tersebut dikeluarkan tanggal 12 Oktober dengan ditandatangani ketua paguyuban M Zamaludin.

Zamaludin mengatakan pembatalan mogok produksi demi menjaga kerukunan para pengrajin. Namun harga jual tempe dan tahu akan dinaikkan terhitung tanggal 20 Oktober. "Para pengrajin tahu tempe tetap berproduksi seperti biasa," katanya.

Sebelumnya, Pengrajin tahu dan tempe yang tergabung pada Paguyuban Pengrajin Tahu Tempe di Kota Bandung akan melakukan aksi mogok berproduksi pada tanggal 17 hingga 19 Oktober. Mereka meminta pemerintah untuk menstabilkan harga kedelai. "Tanggal 17-19 Oktober pengrajin tahu dan tempe mogok produksi," ujar salah seorang pengrajin tahu di sentra industri tahu Cibuntu Dindin saat dikonfirmasi, Selasa (11/10/2022).

Ia menuturkan seluruh pengrajin tahu tempe yang tergabung di paguyuban akan melakukan aksi mogok produksi secara serentak. Dindin mengatakan harga kedelai terus mengalami kenaikan yang saat ini berada di harga Rp 12.700 per kilogram. "Iya naiknya Rp 500 sekarang Rp 12.750 naik Rp 500," katanya.

Dindin mengatakan kenaikan harga kedelai tidak hanya merugikan pengrajin tahu dan tempe. Akan tetapi juga merugikan pedagang tahu dan tempe.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement