Ahad 16 Oct 2022 14:52 WIB

Xi Jinping Singgung Kebijakan Covid-19 Hingga Penguatan Militer

Xi menyoroti perang melawan Covid-19 dan penentangan kemerdekaan Taiwan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Xi Jinping menyoroti langkah pemerintah dalam perang melawan Covid-19 dan menyerukan percepatan pembangunan militer kelas dunia.
Foto: AP/Ju Peng/Xinhua
Xi Jinping menyoroti langkah pemerintah dalam perang melawan Covid-19 dan menyerukan percepatan pembangunan militer kelas dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China, Xi Jinping membuka Kongres Partai Komunis pada Ahad (16/10/2022) di Aula Besar Rakyat, yang menghadap Lapangan Tiananmen di pusat Kota Beijing. Dalam pidato pembukaan, Xi menyoroti langkah pemerintah dalam perang melawan Covid-19 dan menyerukan percepatan pembangunan militer kelas dunia.

Dalam pidato yang berlangsung kurang dari dua jam Xi menyatakan kembali dukungan untuk sektor swasta dan memungkinkan pasar memainkan peran kunci, bahkan ketika China menyempurnakan sistem ekonomi Sosialis dan mempromosikan kemakmuran bersama. Tepuk tangan terbesar menggema ketika Xi menyatakan kembali penentangan terhadap kemerdekaan Taiwan.

Baca Juga

Dalam beberapa hari terakhir, Beijing telah berulang kali menekankan komitmennya terhadap strategi nol-Covid-19. Kebijakan ini menghancurkan harapan di antara warga China dan investor. Xi menegaskan kembali validitas kebijakan yang telah membuat China menjadi outlier global, karena sebagian besar dunia mencoba untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.

“Kami telah berpegang pada supremasi rakyat dan supremasi kehidupan, berpegang pada (kebijakan) nol-Covid-19 yang dinamis, dan mencapai hasil positif besar dalam pencegahan dan pengendalian epidemi secara keseluruhan, dan pembangunan ekonomi dan sosial,” ujar Xi.

Terkait persoalang Taiwan, Xi mengatakan, China dengan tegas melakukan perjuangan besar melawan separatisme dan campur tangan asing. "Ini menunjukkan tekad dan kemampuan kami yang kuat untuk menjaga kedaulatan negara dan integritas teritorial dan menentang kemerdekaan Taiwan," ujarnya.

Xi mengatakan, China akan mempercepat pembangunan militer kelas dunia. Termasuk memperkuat kemampuan untuk membangun pencegahan strategis. Dia menyerukan penguatan kemampuan untuk menjaga keamanan nasional, memastikan pasokan makanan dan energi, mengamankan rantai pasokan, meningkatkan kemampuan menghadapi bencana dan melindungi informasi pribadi.

Selama sepuluh tahun berkuasa, Xi telah menempatkan China pada jalur yang semakin otoriter. Xi memprioritaskan keamanan, kontrol negara atas ekonomi atas nama kemakmuran bersama, diplomasi yang lebih tegas, militer yang lebih kuat, dan tekanan yang semakin intensif untuk merebut Taiwan.

"Kita harus membangun sistem ekonomi pasar sosialis tingkat tinggi, mengkonsolidasikan dan mengembangkan sistem kepemilikan publik, mendorong dan mendukung pengembangan ekonomi swasta, memberikan peran penuh pada peran pasar yang menentukan dalam alokasi sumber daya, dan memberikan peran yang lebih baik kepada pemerintah,” kata Xi.

Xi adalah putra dari seorang revolusioner Partai Komunis. Pada 2018, Xi menghapus batas masa jabatan presiden sehingga membuka jalan baginya untuk memperpanjang jabatan periode ketiga.

"Kami telah memperkuat kepemimpinan partai secara komprehensif, dan memastikan bahwa partai memainkan peran inti kepemimpinan dalam mengawasi situasi secara keseluruhan. Melalui perjuangan terus-menerus, kami telah mewujudkan mimpi seribu tahun tentang negara China yang makmur secara moderat," kata Xi.

Kongres itu diperkirakan akan menegaskan kembali posisi Xi sebagai sekretaris jenderal partai, presiden negara, serta ketua Komisi Militer Pusat.  Kepresidenan Xi akan diperbarui pada  Maret 2023 dalam sesi tahunan parlemen China.

Menjelang kongres Partai Komunis, ibukota Cina meningkatkan keamanan dan pembatasan Covid-19. Sementara pabrik baja di Provinsi Hebei diperintahkan untuk mengurangi operasi agar dapat meningkatkan kualitas udara.

Kongres akan berlangsung selama satu pekan. Sehari setelah kongres berakhir,  Xi akan memperkenalkan anggota Komite Tetap Politbiro. Termasuk orang yang akan menggantikan Li Keqiang sebagai perdana menteri. Li mundur dari jabatannya pada Maret, setelah menjalani maksimal dua periode.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement