Ahad 16 Oct 2022 18:15 WIB

Badan Pangan Perpanjang Fleksibilitas Harga Gabah Genjot Stok di Bulog

Saat ini stok cadangan beras pemerintah masih stagnan di level 800 ribu ton.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja mengambil gabah di tempat penggilingan padi. Ilustrasi
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Pekerja mengambil gabah di tempat penggilingan padi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (NFA) memutuskan untuk memperpanjang fleksibilitas harga gabah yang semula berakhir pada 30 November 2022. Perpanjang fleksibilitas harga itu diharapkan dapat membantu Perum Bulog untuk menyerap produksi gabah petani yang tengah mengalami tren kenaikan harga.

Tercatat, hingga saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog masih stagnan di level 800 ribu ton, di bawah batas aman minimal yang diminta pemerintah sebesar 1 juta ton. "Seluruh upaya kita kerjakan, mulai menaikkan harga beli Bulog hingga memperpanjang (fleksibilitas harga) dari 30 November 2022 sampai batas waktu yang akan ditentukan," kata Arief kepada Republika.co.id, Ahad (16/10/2022).

Baca Juga

Arief tak menjelaskan lebih lanjut mengenai batas waktu perpanjangan tersebut. Namun, perlu diketahui, dengan fleksibilitas harga gabah, harga pembelian pemerintah (HPP) yang digunakan Bulog untuk menyerap gabah petani dapat dinaikkan dari acuan yang diatur pemerintah.

Lebih detail, harga gabah kering panen (GKP) di petani seharga Rp 4.450 per kg dari harga normal Rp 4.200 per kg. Selain itu, harga gabah kering giling (GKG) di penggilingan menjadi Rp 5.550 per kg dari Rp 5.250 per kg.