REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa zakat yang dihimpun dari aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Provinsi Jateng sampai pekan kedua Oktober 2022 mencapai Rp 57 miliar.
"Terhitung sampai pekan kedua Oktober 2022 ini sudah terhimpun zakat dari ASN sebesar Rp57 miliar atau setara dengan total zakat ASN pada 2021," kata Ganjar Pranowo di Semarang, Ahad (16/10/2022).
Ia mengungkapkan, saat baru memimpin Provinsi Jateng jumlah zakat ASN Pemprov Jateng hanya sekitar Rp110 juta, namun setelah didorong jumlahnya naik menjadi Rp 1,9 miliar pada 2015.
Menurut dia, tren penghimpunan zakat ASN Pemprov Jateng terus naik dari tahun ke tahun setelah ada aturan sehingga pada tahun 2016 menjadi sekitar Rp 8,5 miliar, tahun 2017 sekitar Rp18,1 miliar, tahun 2018 melonjak menjadi Rp31,7 miliar.
Tren itu terus berlanjut menjadi Rp48,9 miliar pada tahun 2019, Rp50,4 miliar tahun 2020, dan pada tahun 2021 mencapai Rp57 miliar, sedangkan untuk tahun 2022 per bulan Oktober 2022 sudah mencapai Rp57 miliar.
"Ini dimulai dari partisipasi teman-teman di pemerintahan. Alhamdulillah grafiknya di Jawa Tengah, di pemprov yang saya mulai, minimal tanggung jawab saya, itu naik terus dan bagus naiknya. Kelipatannya juga sangat tinggi," ujarnya.
Ia menilai tren yang sangat bagus tersebut merupakan hasil kerja keras yang dilakukan Pemprov Jateng bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng dalam mengoptimalkan dan membangun pengetahuan mengenai zakat, infak, dan sedekah.
Setelah pengetahuan diperoleh, kata dia, akan muncul kesadaran, dari kesadaran itulah setiap ASN membayar zakat, infak, dan sedekah.
"Jadi zakat, infak, sedekah, jangan salah, kekuatan ini dahsyat sekali. Kiai Darodji ini sudah bergerak dengan berbagai kegiatan. Ada yang konsumtif ada yang produktif. Ada pelatihan, ada ekonomi. Ya kalau bicara soal beasiswa, menolong orang di rumah sakit, tidak bisa bayar sekolah, bangun rumah itu sudah terlalu banyak," katanya.
Kendati demikian, yang mempunyaiide produktif ini jauh lebih banyak sehingga kalau bisa dioptimalkan, menurut dia, akan banyak masyarakat yang kurang mampu akan bisa ditolong.
Optimalisasi dalam menghimpun zakat dari ASN, lanjut Ganjar, merupakan contoh yang diberikan kepada masyarakat yang lebih luas sehingga sektor di luar ASN atau pemerintahan bisa didorong di antaranya perusahaan, industri,pertanian, dan berbagai sektor lainnya.
Ketua Baznas Jateng KH Ahmad Darodji memperkirakan jumlah zakat yang dihimpun dari ASN hingga akhir tahun nanti dapat mencapai Rp70 miliar.
"Itu dari ASN saja, kalau ditambah dengan zakat, infak, sedekah yang masuk dari 30 Baznas kabupaten/kota, unit pengumpul zakat masjid-masjid, dan lainnya maka target tahun ini sebesar Rp2,1 triliun akantercapai, dan bukan tidak mungkin target tahun depan sebesar Rp2,6 miliar juga dapat tercapai," ujarnya.
Selain dikelola oleh masing-masing dinas dan unit pengumpul zakat, kata Darodji, sekitar 50 persen dari total zakat, infak, sedekah disisihkan untuk kegiatan seperti bantuan untuk pembangunan masjid, bantuan sektor pendidikan sekolah dan madrasah, bantuan sektor kesehatan seperti membantu orang sakit atau bantuan peralatan kesehatan seperti kursi roda dan kaki palsu.