Senin 17 Oct 2022 09:21 WIB

Australia Mulai Mencatat Kerusakan Akibat Banjir

Peringatan banjir besar di banyak daerah di Australia masih dipertahankan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Seorang pria mendayung di papan dayung melalui jalan banjir di Windsor di pinggiran Sydney, Australia, Selasa, 5 Juli 2022. Ratusan rumah telah terendam di dalam dan sekitar kota terbesar di Australia dalam darurat banjir yang berdampak 50.000 orang, kata para pejabat Selasa.
Foto: AP Photo/Mark Baker
Seorang pria mendayung di papan dayung melalui jalan banjir di Windsor di pinggiran Sydney, Australia, Selasa, 5 Juli 2022. Ratusan rumah telah terendam di dalam dan sekitar kota terbesar di Australia dalam darurat banjir yang berdampak 50.000 orang, kata para pejabat Selasa.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Ribuan warga Australia sudah kembali ke rumah dan bisnis mereka untuk menilai kerusakan akibat banjir. Sementara peringatan evakuasi di daerah-daerah pedalaman tenggara masih dipertahankan. Pihak berwenang memperingatkan hujan lebat yang akan datang dapat kembali memicu banjir.

Meski curah hujan akhir pekan kemarin sedikit tapi peringatan banjir besar di banyak daerah di Australia masih dipertahankan. Diperkirakan permukaan air sungai akan meluap sampai tingkat banjir pada pekan ini.

Baca Juga

"Pada hari-hari dan pekan yang akan datang kami akan hidup di saat yang sangat berbahaya," kata Perdana Menteri Anthony Albanese dalam konferensi pers di Forbes, salah satu kota yang terdampak banjir di Negara Bagian New South Wales, Ahad (16/10/2022).  

"Diperkirakan hujan akan berlanjut pada pekan ini, sehingga situasi masih sangat berbahaya," katanya.

Biro cuaca memprediksi sistem cuaca buruk pekan ini, curah hujan di beberapa wilayah terdampak banjir bisa mencapai 50 milimeter atau 2 inci.

Pekan lalu sebagian besar darah Negara Bagian Victoria, selatan New South Wales dan Pulau Tasmania di utara dilanda sistem cuaca buruk. Curah hujan di beberapa daerah sebanyak curah hujan selama berbulan-bulan.

Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers mengatakan banjir terbaru yang menggenangi "beberapa (wilayah) produksi dan pertumbuhan terbaik di Australia" akan menaikan harga pangan. Hal ini akan menambah beban keluarga yang sudah kesulitan dengan inflasi.

Foto-foto di media sosial menunjukkan warga Kota Maribyrnong, barat Melbourne, yang terdampak banjir, menumpuk furnitur dan karpet basah di luar rumah mereka.

Media setempat melaporkan beberapa warga Maribyrnong menyalahkan dinding banjir yang didirikan di sekitar Flemington Racecourse. Arena balap kuda yang akan menjadi tuan rumah Melbourne Cup bulan depan.

Pemilik motel di Rochester Meagan Keating mengatakan ia sudah mulai bersiap untuk bersih-bersih. Rochester yang terletak sekitar 200 kilometer dari Melbourne, merupakan salah kota paling terdampak banjir.  

"Saya menantikan mematikan tanda tidak menerima tamu dan bisa menerima orang lagi, tantangan terbesarnya adalah dari mana anda akan memulainya?" katanya pada Australian Broadcasting Corp.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement