Senin 17 Oct 2022 11:58 WIB

Di Hadapan Blair, Erick Ungkap Perjuangannya Benahi BUMN

Erick menilai upaya membenahi BUMN tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan diskusi panel bersama Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dalam SOE International Conference bertajuk
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan diskusi panel bersama Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dalam SOE International Conference bertajuk "Peran Tata Kelola Perusahaan yang Kuat dan Kerja sama Global untuk Pertumbuhan Berkelanjutan dan Inklusif" di Nusa Dua, Bali, Senin (17/10/2022). (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Erick Thohir menceritakan perjalanannya hingga ditunjuk menjadi Menteri BUMN oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Erick selama ini lebih akrab dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses di Indonesia, hingga menjalankan bisnis

tim olahraga internasional. Hal ini disampaikan Erick saat diskusi panel bersama Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dalam SOE International Conference bertajuk "Peran Tata Kelola Perusahaan yang Kuat dan Kerja sama Global untuk Pertumbuhan Berkelanjutan dan Inklusif" di Nusa Dua, Bali, Senin (17/10/2022).

Baca Juga

"Ini tantangan. Saya tidak pernah mempunyai  rencana menjadi pejabat publik atau bergabung di pemerintahan. Saya sangat menikmati saat mengelola tim sepakbola di luar negeri," ujar Erick sembari tersenyum ke arah Blair.

Erick mengaku terlahir dari keluarga yang berlatar belakang wirausaha. Namun, pada 2015, lanjut Erick, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta dirinya menjadi Ketua Penyelenggara Panitia Asian Games 2018 yang sesuai dengan latar belakang Erick di bidang olahraga industri dan organisasi.

"Tentu sebagai orang Indonesia, saya merasa terpanggil dan Alhamdulillah sukses besar, itu menjadi sumber kebanggaan bagi Indonesia," ucap Erick.

Empat tahun berselang, Jokowi ingin memiliki kabinet yang lebih kuat dan dirinya diminta untuk menjadi Menteri BUMN. Menurut Erick, Jokowi mempertimbangkan latar belakang bisnis dan pengalamannya saat mengubah perusahaan yang berkinerja buruk untuk menciptakan nilai tambah. Jokowi ingin Erick memperbaiki kondisi BUMN.

"Dalam perspektif saya, amanah ini merupakan tugas mulia yang dengan bangga saya laksanakan untuk memberikan hasil yang terbaik bagi mengembangkan BUMN di Indonesia," lanjut Erick.

Dalam merealisasikan arahan Jokowi, Erick membuat kebijakan di BUMN yang berlaku untuk semua orang dan hanya tidak menguntungkan kelompok tertentu. Erick menilai upaya membenahi BUMN tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya, BUMN merupakan sepertiga kekuatan ekonomi dengan pendapatan konsolidasi hampir setara APBN Indonesia dan memiliki kontribusi separuh lebih atau 53 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

"Seperti yang Anda lihat dari hasil transformasi BUMN, pendapatan kami meningkat 18 persen menjadi 160 miliar dolar AS pada 2021. Selain itu, laba bersih melonjak 838 persen menjadi 9 miliar dolar AS dan diproyeksikan mencapai 9,9 miliar dolar AS pada 2022," ucap Erick.

Untuk itu, Erick menilai keberhasilannya dalam mengubah wajah BUMN tak lepas dari dukungan banyak pihak, mulai dari pemerintah, Komisi VI DPR, swasta, dan tentunya masyarakat. Erick menyebut langkah transformasi BUMN yang berada dalam jalur yang benar harus tetap benar-benar dijaga agar terus berkelanjutan di masa yang akan datang.

"Kontinuitas ini lah yang harus terus terjadi. Ini sangat penting mendapat dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, kita dapat lihat hasilnya bagaimana BUMN dapat berkontribusi lebih besar untuk masyarakat dan juga peningkatan dividen untuk negara," kata Erick.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement