Senin 17 Oct 2022 13:47 WIB

Uni Eropa akan Tinjau Hubungan dengan China

Para pejabat Uni Eropa tidak nyaman dengan dukungan Xi Jinping terhadap Rusia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
 FILE - Presiden China Xi Jinping mengangkat tangannya untuk menunjukkan persetujuan atas laporan kerja selama upacara penutupan Kongres Partai ke-19 di Aula Besar Rakyat di Beijing pada 24 Oktober 2017. Para menteri Uni Eropa akan meninjau hubungan dengan China sehubungan dengan Kongres Partai Komunis yang membuka jalan bagi Presiden Xi Jinping untuk menjabat selama tiga periode.
Foto: AP/Ng Han Guan
FILE - Presiden China Xi Jinping mengangkat tangannya untuk menunjukkan persetujuan atas laporan kerja selama upacara penutupan Kongres Partai ke-19 di Aula Besar Rakyat di Beijing pada 24 Oktober 2017. Para menteri Uni Eropa akan meninjau hubungan dengan China sehubungan dengan Kongres Partai Komunis yang membuka jalan bagi Presiden Xi Jinping untuk menjabat selama tiga periode.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Para menteri Uni Eropa akan meninjau hubungan dengan China sehubungan dengan Kongres Partai Komunis yang membuka jalan bagi Presiden Xi Jinping untuk menjabat selama tiga periode. Para diplomat mengatakan, Brussels khawatir Xi akan menempatkan China pada jalur yang semakin otoriter.

Para pejabat Uni Eropa tidak nyaman dengan dukungan Xi terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Tapi di sisi lain, mereka mencatat bahwa Beijing adalah mitra dagang penting bagi Uni Eropa. Selain itu, Eropa bergantung pada produk dan bahan baku China.

Baca Juga

“Tujuannya bukan untuk mengubah secara radikal kebijakan (Uni Eropa) ini tetapi, banyak hal telah terjadi dan para menteri akan membicarakannya,” kata seorang pejabat Uni Eropa.

Pejabat itu menambahkan, kemungkinan ada kebutuhan untuk mengubah kebijakan di masa depan. Dia mengatakan, para pemimpin Uni Eropa akan membahas kebijakan China dalam pertemuan puncak pada 20-21 Oktober. Selain itu, Uni Eropa juga akan memantau dengan cermat berjalannya Kongres Partai Komunis yang dibuka pada Ahad (16/10/2022) dan berlangsung selama satu pekan.

Xi  membuka Kongres Partai Komunis pada Ahad di Aula Besar Rakyat, yang menghadap Lapangan Tiananmen di pusat Kota Beijing. Dalam pidato pembukaan, Xi menyoroti langkah pemerintah dalam perang melawan Covid-19 dan menyerukan percepatan pembangunan militer kelas dunia.

Dalam pidato yang berlangsung kurang dari dua jam Xi menyatakan kembali dukungan untuk sektor swasta dan memungkinkan pasar memainkan peran kunci, bahkan ketika China menyempurnakan sistem ekonomi Sosialis dan mempromosikan kemakmuran bersama. Dalam beberapa hari terakhir, Beijing telah berulang kali menekankan komitmennya terhadap strategi nol-Covid-19. Kebijakan ini menghancurkan harapan di antara warga China dan investor. Xi menegaskan kembali validitas kebijakan yang telah membuat China menjadi outlier global, karena sebagian besar dunia mencoba untuk hidup berdampingan dengan Covid-19. 

"Kami telah berpegang pada supremasi rakyat dan supremasi kehidupan, berpegang pada (kebijakan) nol-Covid-19 yang dinamis, dan mencapai hasil positif besar dalam pencegahan dan pengendalian epidemi secara keseluruhan, dan pembangunan ekonomi dan sosial,” ujar Xi.

Terkait persoalang Taiwan, Xi mengatakan, China dengan tegas melakukan perjuangan besar melawan separatisme dan campur tangan asing. "Ini menunjukkan tekad dan kemampuan kami yang kuat untuk menjaga kedaulatan negara dan integritas teritorial dan menentang kemerdekaan Taiwan," ujarnya.

Xi mengatakan, China akan mempercepat pembangunan militer kelas dunia. Termasuk memperkuat kemampuan untuk membangun pencegahan strategis. Dia menyerukan penguatan kemampuan untuk menjaga keamanan nasional, memastikan pasokan makanan dan energi, mengamankan rantai pasokan, meningkatkan kemampuan menghadapi bencana dan melindungi informasi pribadi.

Selama sepuluh tahun berkuasa, Xi telah menempatkan China pada jalur yang semakin otoriter. Xi memprioritaskan keamanan, kontrol negara atas ekonomi atas nama kemakmuran bersama, diplomasi yang lebih tegas, militer yang lebih kuat, dan tekanan yang semakin intensif untuk merebut Taiwan.

"Kita harus membangun sistem ekonomi pasar sosialis tingkat tinggi, mengkonsolidasikan dan mengembangkan sistem kepemilikan publik, mendorong dan mendukung pengembangan ekonomi swasta, memberikan peran penuh pada peran pasar yang menentukan dalam alokasi sumber daya, dan memberikan peran yang lebih baik kepada pemerintah,” kata Xi.

Xi adalah putra dari seorang revolusioner Partai Komunis. Pada 2018, Xi menghapus batas masa jabatan presiden sehingga membuka jalan baginya untuk memperpanjang jabatan periode ketiga.

"Kami telah memperkuat kepemimpinan partai secara komprehensif, dan memastikan bahwa partai memainkan peran inti kepemimpinan dalam mengawasi situasi secara keseluruhan. Melalui perjuangan terus-menerus, kami telah mewujudkan mimpi seribu tahun tentang negara China yang makmur secara moderat," kata Xi.

Kongres itu diperkirakan akan menegaskan kembali posisi Xi sebagai sekretaris jenderal partai, presiden negara, serta ketua Komisi Militer Pusat. Kepresidenan Xi akan diperbarui pada Maret 2023 dalam sesi tahunan parlemen China.

Menjelang kongres Partai Komunis, ibukota China meningkatkan keamanan dan pembatasan Covid-19. Sementara pabrik baja di Provinsi Hebei diperintahkan untuk mengurangi operasi agar dapat meningkatkan kualitas udara.

Kongres akan berlangsung selama satu pekan. Sehari setelah kongres berakhir,  Xi akan memperkenalkan anggota Komite Tetap Politbiro. Termasuk orang yang akan menggantikan Li Keqiang sebagai perdana menteri. Li mundur dari jabatannya pada Maret, setelah menjalani maksimal dua periode. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement