Senin 17 Oct 2022 20:08 WIB

Kasus PMK Terkendali, Kontes Adu Domba di Garut Kembali Digelar

Sejumlah syarat yang harus dipenuhi untuk menggelar kontes ketangkasan domba.

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
Kontes ketangkasan adu domba di Kabupaten Garut kembali dilakukan, pada Sabtu (15/10/2022) dan Ahad (16/10/2022), setelah kegiatan itu sempat dilarang dalam beberapa bulan terakhir akibat penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).
Foto: istimewa
Kontes ketangkasan adu domba di Kabupaten Garut kembali dilakukan, pada Sabtu (15/10/2022) dan Ahad (16/10/2022), setelah kegiatan itu sempat dilarang dalam beberapa bulan terakhir akibat penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Kontes ketangkasan adu domba di Kabupaten Garut kembali dilakukan, pada Sabtu (15/10/2022) dan Ahad (16/10/2022), setelah kegiatan itu sempat dilarang dalam beberapa bulan terakhir akibat penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Tujuan kegiatan itu dapat kembali dilakukan tak lain untuk mendukung perekonomian.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, Sofyan Yani, mengatakan, Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian dan Penanggulangan PMK Kabupaten Garut telah kembali memperbolehkan masyarakat menggelar kontes ketangkasan domba. Kebijakan itu diberikan karena kasus PMK di Kabupaten Garut diklaim mulai terkendali.

Baca Juga

"Ini dilakukan karena hasil kajian, PMK terkendali, lalu tingkat penularan juga sudah rendah, dan hewan ternak banyak yang sembuh. Penularan PMK terhadap domba juga tak semasif kepada sapi," kata dia kepada Republika, Senin (17/10/2022).

Kendati begitu, terdapat sejumlah syarat yang harus dipenuhi untuk menggelar kontes ketangkasan domba. Pertama, kegiatan itu hanya boleh dilakukan di wilayah kecamatan zona hijau PMK.

Sofyan mengatakan, belum seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Garut masuk ke zona hijau PMK. Dari total 42 kecamatan yang ada di Kabupaten Garut, baru sekitar 16 kecamatan yang masuk zona hijau, di antaranya Tarogong Kaler, Leles, Malangbong, dan beberapa kecamatan di wilayah selatan Kabupaten Garut. "Sementara wilayah merah antara lain Cilawu, Cikajang, Cisurupan, Bayongbong, Pasirwangi, dan Wanaraja," kata dia.

Selain itu, persyaratan kedua yang harus dipenuhi adalah kegiatan ketangkasan domba harus memiliki izin dari satgas. Artinya, kegiatan tidak bisa serta-merta dilakukan tanpa adanya izin.

Persyaratan ketiga, panitia kegiatan harus memastikan proses biosekuriti, baik di tempat kegiatan maupun terhadap hewan ternak yang akan mengikuti kegiatan. "Jadi semua hewan akan dites, dipastikan bebas PMK. Konsekuensinya harus ada dokter hewan yang melakukan pemeriksaan. Kalau ada indikasi, tidak boleh ikut," kata Sofyan.

Ia menjelaskan, kontes ketangkasan domba selama ini merupakan salah satu kegiatan yang mendorong perekonomian lokal. Selama kegiatan itu dilarang, para peternak domba sangat kesulitan. "Kegiatan ini dapat kembali dilakukan untuk mendorong perekonomian. Apalagi kami akan menghadapi inflasi. Kami juga akan rem gas," kata dia.

Sebelumnya, pada Sabtu dan Ahad, digelar kontes ketangkasan domba Kapolres Garut Cup di Pamidangan Domba Anugerah, Lembah Gunung Guntur, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut. Terdapat sekitar 560 peserta dari berbagai daerah seperti Tasikmalaya, Bandung, Banten, dan tentunya dari Garut, pada Sabtu. Jumlah itu diperkirakan meningkat menjadi dua kali lipat pada Ahad.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Garut, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Wirdhanto Hadicaksono, mengatakan, kegiatan itu dapat dilaksanakan atas kerja sama Pemkab Garut, Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Garut, dan sejumlah pihak swasta. Menurut dia, tujuan digelarnya kegiatan itu tak lain untuk mengangkat kembali kearifan dan budaya lokal, serta menyemarakkan perekonomian lokal.

"Jadi di sini ada dua esensi kegiatan. Yang pertama adalah mengangkat budaya kearifan lokal dari seni ketangkasan domba Garut itu sendiri, yang tentunya akan menstimulasi perekonomian lokal dengan menggandeng UMKM serta pedagang-pedagang kaki lima yang berada di Kabupaten Garut," kata dia melalui siaran pers.

Menurut dia, perekonomian lokal di Kabupaten Garut disebut penting untuk bisa mendukung perekonomian nasional. Apalagi, saat ini kondisi perekonomian global belum stabil.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement