Senin 17 Oct 2022 20:15 WIB

Dunia Hadapi Aging Population, BKKBN Siapkan SDM untuk Bonus Demografi

Selama 50 tahun terakhir persentase penduduk lanjut usia di Indonesia meningkat

Rep: ronggo astungkoro/ Red: Hiru Muhammad
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyatakan selama 50 tahun terakhir persentase penduduk lanjut usia di Indonesia meningkat dari 4,5 persen pada tahun 1971 menjadi 10,8 persen pada tahun 2022. Angka tersebut diproyeksi akan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 19,9 persen pada tahun 2045 berdasarkan data BPS tahun 2021.
Foto: istimewa
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyatakan selama 50 tahun terakhir persentase penduduk lanjut usia di Indonesia meningkat dari 4,5 persen pada tahun 1971 menjadi 10,8 persen pada tahun 2022. Angka tersebut diproyeksi akan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 19,9 persen pada tahun 2045 berdasarkan data BPS tahun 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- World Health Organization (WHO) mencatat jumlah penduduk lanjut usia (lansia) usia 60 tahun ke atas di Indonesia pada tahun 2022 sebesar 29,3 juta atau 10,8 persen. Jumlah itu diproyeksikan akan naik signifikan menjadi 1,5 miliar pada tahun 2050.

Sementara itu, angka harapan hidup lansia pada usia 60 tahun adalah 17,9 tahun, dengan usia harapan hidup sehat selama 13,4 tahun berdasarkan data WHO pada 2019 dan UN Population Division pada 2022. Fenomena penuaan penduduk atau aging population itu bisa dimanfaatkan sebagai bonus demografi kedua bagi dunia.

Baca Juga

"Kita sedang menghadapi aging population, kemudian kita juga menghadapi permasalahan kemiskinan ekstrim. BKKBN harus berperan penuh dalam data keluarga untuk memecahkan kemiskinan ekstrim, dan salah satu sumber kemiskinan ekstrim sebetulnya juga lansia karena banyak single parents," ujar Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, dalam siaran pers, Senin (17/10/2022).

Hasto menjelaskan, selama 50 tahun terakhir persentase penduduk lanjut usia di Indonesia meningkat dari 4,5 persen pada tahun 1971 menjadi 10,8 persen pada tahun 2022. Angka tersebut diproyeksi akan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 19,9 persen pada tahun 2045 berdasarkan data BPS tahun 2021.

Menurut dia, berdasarkan Peraturan Presiden No. 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan, BKKBN wajib mewujudkan lansia yang mandiri, sejahtera, dan bermartabat. Karena itu intervensi kelompok bina keluarga lansia dengan sekolah lansia menjadi hal yang sangat penting.

\"Dalam rangka pengembangan materi kelanjutusiaan terutama mengenai Gerontologi yang digunakan sebagai rujukan universitas ramah lansia, maka melalui kerjasama BKKBN dengan Urindo melaunching Buku Ajar Gerontologi,\" jelas dia.

Hasto menjelaskan, buku itu tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan dosen dan mahasiswa saja. Tetapi juga dapat menjadi sumber pengetahuan dan rujukan dalam mempersiapkan generasi milenial dan generasi Z dalam menghadapi kenaikan jumlah penduduk lanjut usia ke depan.

Menanggapi hal tersebut, Rektor Universitas Respati Indonesia (Urindo), Tri Budi W Rahardjo, mengatakan, Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari aspek penuaan serta dampaknya dari segi fisik, mental, sosial dan kaitannya dengan teknologi.

“Adapun tujuan penyusunan buku ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang Gerontologi dalam pembelajaran di perguruan tinggi dan Institusi pendidikan maupun Institusi lain yang terkait sebagai acuan dan rujukan untuk pembelajaran pelatihan dan pelayanan,” ujar dia.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement