REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta meminta kalangan orang tua di Ibu Kota menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Langkah itu untuk mengantisipasi gagal ginjal akut misterius yang menimpa anak berusia di bawah enam tahun.
"Kepada orang tua perlu memperhatikan kesehatan anak, menerapkan PHBS," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia di Jakarta, Senin (17/10/2022).
Menurut dia, PHBS di antaranya dengan mencuci tangan sebelum makan. Kemudian, memilih makanan yang bersih dan dimasak matang.
Di sisi lain, ia meminta orang tua untuk memastikan kecukupan cairan bagi anak-anak untuk mencegah terjangkit gagal ginjal akut misterius pada anak-anak itu. Dinas Kesehatan DKI menjelaskan, gejala awal gangguan ginjal akut misterius di antaranya demam, diare dan muntah serta batuk pilek.
Kemudian, gejala lanjutan di antaranya jumlah urine dan frekuensi buang air kecil berkurang, badan membengkak, penurunan kesadaran dan sesak nafas. Pihaknya meminta masyarakat tidak panik, tetapi tetap waspada terutama jika jumlah dan frekuensi buang air kecil anak berkurang.
Gangguan ginjal akut misterius merupakan kondisi ketika ginjal tiba-tiba tidak dapat menyaring limbah dari darah dan tanpa diketahui penyebab utamanya. Penyebab pasti dari gangguan ginjal itu belum diketahui dan masih dalam investigasi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI, sejak 1 Januari hingga 13 Oktober 2022, ada 42 laporan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Jakarta. Kasus itu terdiri atas 29 kasus laki-laki dan 13 kasus perempuan. Dari jumlah itu, 37 kasus balita dan lima kasus usia 5-18 tahun.
Dari 42 kasus itu, Dinkes DKI mencatat sebanyak 25 orang meninggal dunia, rawat inap (7) dan sembuh (10).