REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Bank-bank pemerintah China meningkatkan intervensi untuk bertahan dari pelemahan mata uang yuan yang lebih lanjut. Sumber-sumber di perbankan mengatakan pada Reuters, Senin (18/10), mereka menjual dolar AS dalam jumlah besar dan menggunakan kombinasi swap dan perdagangan spot.
Enam sumber perbankan mengatakan kepada Reuters bahwa bank-bank besar milik negara menukar yuan dengan dolar AS di pasar berjangka dan menjual dolar itu di pasar spot. Ini adalah langkah yang juga dilakukan oleh China pada 2018 dan 2019.
Penjualan tampaknya ditujukan untuk menstabilkan yuan. "Transaksi swap membantu mendapatkan dolar serta menahan harga yuan ke depan," kata sumber anonim yang memiliki pengetahuan langsung tentang perdagangan pasar.
Yuan turun 11,6 persen terhadap dolar tahun ini. Mata uang tersebut diperdagangkan sekitar 7,1980 per dolar pada hari Senin. Nilai dolar per yuan untuk forward satu tahun turun dengan cepat menyusul tindakan tersebut, yuan menjadi 6,95 per dolar AS.
Salah satu sumber mencatat ukuran operasi penjualan dolar tersebut cukup besar. "Bank-bank besar ingin memperoleh posisi dolar dari pasar swap untuk menstabilkan pasar spot," kata sumber lain.
Bank-bank negara biasanya berdagang atas nama bank sentral di pasar FX China. Tetapi mereka juga dapat berdagang untuk tujuan mereka sendiri atau mengeksekusi pesanan untuk klien korporat mereka.
Sumber ketiga mencatat bahwa perdagangan bank-bank negara tampaknya diatur. Ini agar cadangan devisa negara yang sebesar tiga triliun dolar AS dan diawasi ketat itu tidak digunakan untuk intervensi.
Pada saat yang sama, langkah tersebut membantu bank-bank negara untuk mendapatkan dolar pada saat kenaikan imbal hasil AS telah membuat dolar menjadi langka dan mahal. China membakar satu triliun dolar AS cadangan yang mendukung yuan selama penurunan ekonomi pada tahun 2015, dan pengurangan tajam dalam cadangan resmi menarik banyak kritik.