REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya menegaskan tidak boleh ada segala bentuk premanisme di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
"Tidak boleh ada aksi premanisme di DKI Jakarta, oleh karenanya kita akan tindak tegas kelompok ini, sebagai bahan pelajaran pada masyarakat, siapa yang bersalah akan kami tindak tegas," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadidi Jakarta, Senin (17/10/2022).
Hal itu disampaikan Hengki Haryadi usai menangkap 40 orang dari dua kelompok pemuda yang terlibat bentrokan di Mampang, Jakarta Selatan, pada Senin malam sekitar pukul 19.00 WIB. Hengki mengungkapkan, kedua kelompok pemuda tersebut terlibat bentrokan akibat perebutan penguasaan lahan.
Dia menyesalkan aksi kedua kelompok pemuda tersebut yang melakukan pemukulan di hadapan petugas Kepolisian yang berada di lokasi untuk memediasi kedua belah pihak.
"Ini sangat-sangat kita sesalkan. Kita sepakat bahwa negara kita adalah negara hukum. Kemudian mereka melakukan tindakan melawan hukum di depan petugas, akhirnya timbul suatu keributan," kata Hengki.
Dia mengatakan, petugas mengamankan sekitar 40 orang yang diduga terlibat dalam bentrokan tersebut dan tiga orang diantaranya menderita luka-luka. Atas kejadian tersebut Polda Metro Jaya bersama Polres Metro Jakarta Selatan dan personel Brimob mengamankan kedua pihak yang terlibat bentrokan, ke Mako Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan.
Hengki mengatakan, Kepolisian akan mendalami lebih lanjut mengenai kepemilikan lahan tersebut untuk mencari tahu siapa pihak yang berhak atas lahan tersebut.
"Itu masih kita dalami, oleh karenanya kita harus periksa dulu. 'Legal standing'-nya siapa, yang berhak siapa dan sebagainya," katanya.
Dia berharap kejadian ini bisa menjadi pembelajaran kepada semua pihak bahwa tidak boleh ada premanisme di Jakarta dan kejadian serupa tidak boleh terulang.
"Sekali lagi Jakarta 'zero' premanisme. Siapapun akan kami sikat. Jadi tidak boleh ada aksi premanisme di Jakarta," katanya.
Bentrokan seperti ini tidak boleh berulang dan ini harus memberikan pelajaran pada masyarakat. "Kita jaga Jakarta bersama-sama dan tanggung jawab kita bersama," ujar Hengki.