Magang Kerja di Jepang Dibuka Kembali bagi Warga Jateng
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Peserta seleksi magang kerja ke negara Jepang, mengikuti tes di kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah. Sebanyak 275 peserta mengikuti seleksi ini. | Foto: istimewa
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Setelah pandemi Covid-19 kian terkendali, sejumlah perusahaan di negara Jepang kembali membuka program magang kerja bagi tenaga kerja asal Jawa Tengah.
Hal ini ditandai dengan seleksi 275 peserta magang kerja asal Jawa Tengah ke negara Jepang, oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah.
"Sebelumnya, program ini terhenti akibat pandemi, kini telah dibuka kembali," ungkap Sekretaris Disnakertrans Provinsi Jawa Tengah, Defransisco Dasilva Tavares di Semarang, Senin (17/10) malam.
Tavares mengungkapkan, pada tahun 2018 hingga 2019, Pemprov Jawa Tengah telah menyeleksi dan memberangkatkan sedikitnya 300 peserta program magang kerja ke negara Jepang.
Tahun 2000 lalu, program ini terhenti akibat pandemi global Covid-19 dan baru tahun ini kembali dibuka lagi untuk warga Jawa Tengah yang berminat untuk magang kerja di Jepang.
Ia mengakui, program magang kerja yang dikhususkan untuk warga ber-KTP Jawa Tengah ini juga cukup diminati, terbukti sebanyak 496 orang telah mendaftar untuk menambah skil ini.
Sebanyak 275 pendaftar telah mengikuti proses seleksi. Namun, rangkaian seleksi dan pelatihan serta pemberangkatan masih akan terus berjalan hingga awal tahun 2023 nanti.
Program magang ke Jepang ini, lanjutnya, diprioritaskan untuk orang kurang mampu, karena ini semua tahapan kan free (gratis) tidak ada pungutan apapun.
Ini sejalan dengan program pemerintah untuk pengentasan kemiskinan dan pengurangan jumlah warga miskin di Jawa Tengah.
Proses seleksi dilakukan untuk memilih orang- orang yang tepat guna mengikuti program magang. Ini terkait, dengan musim dan budaya kerja yang sangat ketat di negara Jepang.
Tes seleksi ini menggandeng Internasional Man Power Japan dan Kemenaker RI. "Alasan hafus diseleksi karena di Jepang ada empat musim dan etos kerja di sana yang tinggi," tandasnya.
Kebid Pelatihan Kerja dan Produktivitas Disnakertrans Jawa Tengah, Masduqi menambahkan, selain tes fisik para peserta yang lolos juga akan dibekali bahasa dan budaya Jepang.
Adapun, jenis pekerjaan yang akan dilakukan meliputi berbagai bidang, mulai dari pertanian, konstruksi manufaktur, hingga care giver (perawat) untuk masa tiga tahun.
Selama persiapan peserta dibiayai oleh APBD Jawa Tengah, mulai dari penginapan, hingga pelatihan. "Namun biaya pemberangkatan ke Jepang dan pengecekan kesehatan ditanggung para peserta," jelasnya.