REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Psikolog Universitas Airlangga (Unair) Ike Herdiana mengungkapkan, setidaknya ada sembilan hal yang harus dipersiapkan sebelum menikah untuk menghindari KDRT dan perselingkuhan. Meliputi persiapan mental, kematangan emosional, dan kemampuan menyelesaikan persoalan hidup.
Selanjutnya, kata Ike, yang juga tidak kalah penting yaitu persiapan finansial, pemikiran yang terbuka dan fleksibel dalam situasi dan kondisi apapun, serta mengetahui pentingnya mengelola harapan. Seseorang juga harus membangun support system yang baik dalam keluarga besar sebelum menikah.
“Jika masih berkonflik antar keluarga, sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu sebelum menikah,” kata Ike, Senin (17/10/2022).
Ike juga menjelaskan bahwa mindset seseorang yang menikah adalah hidup bersama. Oleh karena itu, sebelum menikah harus mengenal dengan baik pasangan yang nantinya akan menjadi suami atau istri.
Ike menyarankan, sebelum menikah seseorang harus mengetahui penyebab utama KDRT dan perselingkuhan terjadi. KDRT merupakan emosi negatif atau luapan emosi dari pelaku yang disalurkan kepada fisik dan mental korban dalam lingkup domestik atau rumah tangga.
Menurut Ike, banyak faktor yang dapat menjadi penyebab KDRT. Seperti tekanan hidup, tekanan ekonomi, kontrol diri yang buruk, dan ketidakmampuan menyelesaikan persoalan dalam hidup.
KDRT juga dapat terjadi karena faktor historis. Misalnya, seseorang yang dibesarkan dalam keluarga yang penuh kekerasan, cenderung akan mengembangkan perilaku kekerasan saat dewasa, yang memungkinkan terjadinya KDRT.
“Juga untuk perselingkuhan, dapat terjadi karena ada konflik dalam relasi suami istri yang tidak segera diselesaikan, ketidakpuasan dalam pernikahan, mencari perhatian dari orang lain, dan balas dendam,” kata Ike.