REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Hari libur Sukkot Yahudi memasuki hari terakhir pada Senin (17/10) kemarin. Di hari itu, puluhan orang Yahudi fanatik menyerbu tempat suci umat Islam, Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem.
Di bawah perlindungan sejumlah polisi Israel, mereka dilaporkan memprovokasi jamaah Muslim. Hal ini juga disampaikan oleh Departemen Wakaf Islam, yang bertanggung jawab atas tempat-tempat suci Muslim di Yerusalem.
Dilansir di WAFA, Selasa (18/10), polisi Israel juga dilaporkan mencegah masuknya Muslim di bawah usia 50 tahun ke situs suci, sambil memaksa mereka yang berusia lebih muda dan sudah berada di dalam kompleks, untuk meninggalkan lingkungan tersebut saat kaum fanatik Yahudi bersiap untuk menyerbunya.
Pejabat Wakaf mengatakan lusinan orang Yahudi fanatik berjalan di sekitar halaman kompleks Masjid Al-Aqsha, terutama bagian timurnya. Di lokasi itu, mereka melakukan ritual Yahudi dan melanggar aturan tetap, yang mengatakan non-Muslim tidak akan diizinkan melakukan ritual keagamaan apa pun di situs suci Masjid Al-Aqsa.
Di sisi lain, pihak polisi Israel dikatakan memberikan perlindungan kepada para penyusup dan menjaga jarak Muslim, terutama wanita yang beribadah di lokasi tersebut, dari kaum fanatik Yahudi.
Di luar gerbang kompleks Al-Aqsa, para polisi juga mendorong wanita Muslim, dilarang memasuki area Masjid, sementara mereka berjaga-jaga di gerbang menuju kompleks.
Pata petugas keamanan ini memfasilitasi ritual bagi para fanatik yang mengadakan salat selama seminggu penuh pada hari raya Yahudi, di gerbang menuju kompleks Al-Aqsha.
Polisi juga memaksa pemilik toko Palestina di Kota Tua untuk menutup toko mereka, ketika ratusan orang Yahudi fanatik berbaris secara provokatif di gang-gang Kota Tua.