Selasa 18 Oct 2022 11:03 WIB

Sinergi Mutualisme Desa Wisata Matano Iniaku Tingkatkan Ekonomi Warga

Pola pengelolaan desa wisata dan aktivitas tambang berjalan harmonis.

Desa Matano tengah mempersiapkan diri sebagai Geowisata di Indonesia.
Foto: Istimewa
Desa Matano tengah mempersiapkan diri sebagai Geowisata di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, LUWU TIMUR -- Upaya sinergi mutualisem antara Desa Wisata Matano Iniaku, Kematan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulsel dengan masyarakatnya, berdampak pada masuknya desa ini dalam 50 desa wisata versi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Bahkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun mengapresiasi upaya sinergi yang telah meningkatkan ekonomi masyarakatnya ini. Kemenparekrag pun menyambangi desa tersebut. 

Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf Indra Ni Tua mengatakan, desa wisata tersebut nantinya akan mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari mitra strategis Kemenparekraf, yakni Astra.

”Kalau yang saya tahu, industri tambang di sini sudah 54 tahun. Tapi, danaunya masih seperti ini. Airnya masih bening. Pengolahannya baik. Ini salah satu kolaborasi antara industri tambang dan industri pariwisata yang sinergis. Biasanya selalu bertentangan," ucap Indra dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Selasa (18/10/2022). 

Ini merupakan model pengembangan potensi daerah untuk masyarakat. Tambangnya bermanfaatkan bagi masyarakat juga. Bisa disalurkan ke desa wisata sekitarnya. 

"Jika desa wisatanya berkembang, maka bisa merekrut pekerja warga sekitar. Terjadilah hubungan mutualisme,” beber Indra.    

Karenanya, Indra mengapresiasi, pola pengelolaan desa wisata tersebut yang berjalan harmonis dan seirama dengan industri tambang.

Dalam kunjungan ini rombongan kemenparekraf disambut Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dan Bupati Luwu Timur Budiman Hakim serta jajaran pemerintahan setempat. Rombongan juga berkesempatan berkeliling Lawa River Park melihat aktivitas body tubing, campground, dan beberapa spot selfie.

Setelah itu, rombongan menaiki raft menuju dermaga Desa Matano. Setibanya di desa tersebut, rombongan disambut tarian memanen. Lalu, mereka melihat potensi UMKM mulai dari kuliner, fesyen, dan kriya. Kemudian rombongan mendengarkan pemaparan dari pengelola desa wisata.

Dalam kesempatan tersebut, rombongan juga melihat kolam Mata Air Laa Laa. Mata air ini mengalir ke rumah warga, dan memiliki keunikan yaitu jika berteriak Bura-Bura, maka akan mengeluarkan gelembung air.

Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, potensi wisata yang dimiliki Desa Matano terkenal sebagai danau tektonik purba. "Danau ini juga terdalam di Asia Tenggara dan berada di urutan ke-8 di Dunia," ujarnya. 

Selain karena bentang alamnya yang khas, Desa Matano juga menjadi bukti sejarah lahirnya peradaban pandai besi. Saat ini, Desa Matano tengah mempersiapkan diri sebagai Geowisata di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement