Selasa 18 Oct 2022 13:58 WIB

Nasdem Bantah Panas dengan PDIP: Ini Seninya Politik

Hal tersebut merupakan bagian dari dinamika politik.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G Plate membantah adanya hubungan tak baik antara Partai Nasdem dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Menurutnya, hal tersebut merupakan bagian dari dinamika politik saja.

"Tidak ada yang panas, pendapat kamu aja yang panas, ini kan berjalan dengan dinamis, ini seninya politik," ujar Johnny di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Senin (17/10).

Partai Nasdem, kata Johnny, memiliki tugas untuk memenangkan Anies Baswedan pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Serta, merebut kursi sebanyak-banyaknya di pemilihan legislatif (Pileg).

Namun, Partai Nasdem ditegaskannya juga berkomitmen mengawal pemerintahan Presiden Joko Widodo. Seperti yang sudah sering kali ditegaskan oleh Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.

"Tapi kewajiban (Partai Nasdem) untuk Pak Jokowi dan Ma'ruf Amin (di kabinet). Bukan hak atau tanggung jawab, tapi sebuah kewajiban," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika itu.

Sebelumnya, Sekretraris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan politikus Partai Nasdem, Zulfan Lindan yang menyebut bahwa Anies Baswedan merupakan antitesa dari Joko Widodo. Hasto mengaku, terkejut dengan pernyataan Zulfan yang partainya saat ini masih bagian dari pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Antitesa artinya merupakan kondisi yang sama sekali berbeda, yang berlawanan 180 derajat dengan kondisi status quo, antitesa artinya vis a vis, diametral. Jadi secara sadar Nasdem melalui pernyataan Pak Zulfan Lindan menegaskan hal tersebut," ujar Hasto kepada wartawan, Rabu (12/10).

Menurutnya, pernyataan tersebut membuat Partai Nasdem yang mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden (capres) bagian dari antitesis tersebut. Pasalnya, sudah pasti seluruh kader partai yang dipimpin oleh Surya Paloh itu mendukung Anies.

"Bukankah dukungan Nasdem terhadap Pak Anies tersebut bersifat wajib bagi kader Nasdem. Kecuali Nasdem mengecualikan bahwa menteri-menteri yang di kabinet, menyatakan secara formal tidak mendukung Pak Anies," ujar Hasto.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement