Selasa 18 Oct 2022 17:37 WIB

Fokus Bisnis Komersial, Pupuk Indonesia Bakal Tambah Produksi Pupuk Nonsubsidi

Pupuk Indonesia tambah Kios Pe-I agar petani bisa jangkau pupuk Non-Subsidi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman saat mengecek operasional salah satu kios pupuk non subsidi di Canggu, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (18/10/2022).PT Pupuk Indonesia (Persero) mulai meningkatkan porsi bisnisnya di sektor non subsidi atau produk komersial selain menyediakan produk pupuk subsidi. Perseroan juga menyatakan siap untuk menambah produk pupuk non-subsidi jika permintaan dari para petani mengalami kenaikan.
Foto: Republika/Dedy Darmawan Nasution
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman saat mengecek operasional salah satu kios pupuk non subsidi di Canggu, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (18/10/2022).PT Pupuk Indonesia (Persero) mulai meningkatkan porsi bisnisnya di sektor non subsidi atau produk komersial selain menyediakan produk pupuk subsidi. Perseroan juga menyatakan siap untuk menambah produk pupuk non-subsidi jika permintaan dari para petani mengalami kenaikan.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- PT Pupuk Indonesia (Persero) mulai meningkatkan porsi bisnisnya di sektor nonsubsidi atau produk komersial selain menyediakan produk pupuk subsidi. Perseroan juga menyatakan siap untuk menambah produk pupuk nonsubsidi jika permintaan dari para petani mengalami kenaikan.

"Kita akan kedepankan program komersial karena itu memudahkan petani (mendapatkan pupuk) karena kita sadari anggaran subsidi pupuk terbatas. Kita harus penuhi kekurangannya dengan pupuk komersial," kata Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman saat mengunjuki kios pupuk nonsubsidi pertama di Badung, Bali, Selasa (18/10/2022).

Ia mengatakan, langkah perseroan diawali dengan mempermudah jangkauan petani terhadap produk pupuk komersial dari Pupuk Indonesia. Itu dilakukan dengan membangun jaringan Kios Pe-I yang khusus menyediakan pupuk nonsubsidi. Bakir menargetkan penambahan Kios Pe-I sebanyak 1.000 kios per tahun mulai 2023.

Menurutnya, perubahan arah bisnis perseroan itu juga telah diminta oleh Menteri BUMN Erick Thohir agar Pupuk Indonesia tidak hanya mengandalkan bisnis dari penyediaan produk subsidi. Selain itu, DPR dan Ombudsman pun menyarankan agar bisnis komersial terus ditingkatkan.

Sejauh ini, rata-rata produksi pupuk oleh Pupuk Indonesia sekitar 14 juta per tahun. Khusus untuk tahun ini, produksi pupuk bersubsidi sebanyak 9 juta ton sesuai dengan kemampuan anggaran pemerintah. Adapun kebutuhan pupuk subsidi bagi petani, kata Bakir, mencapai sekitar 16 juta per tahun.

"Jadi masih ada porsi yang harus diisi oleh produk komersial. Saya yakin nanti mungkin berimbang (penjualan) antara komersial dan subsidi. Kalau komersial kurang, ya kita tambah," kata dia.

Lebih lanjut, Bakir menyatakan, harga dari pupuk komersial yang dipasarkan melalui Kios Pe-I akan bersaing dengan prouk impor. Ia pun memastikan kualitas produk Pupuk Indonesia tidak lebih buruk dari pupuk luar negeri karena produk mengikuti SNI.

Pihaknya pun optimistis dengan terus ditambahnya jaringan kios pupuk nonsubsidi, masyarakat petani akan lebih mudah untuk mendapatkan pupuk komersial dari Pupuk Indonesia. Ia tak menampik, selama ini cukup sulit bagi petani untuk memperoleh produk komersial Pupuk Indonesia karena penjualannya dilakukan lewat kios-kios umum.

"Kualitas baik, harga kompetitif dan mudah didapatkan. Mudah-mudahan ini jadi titik balik masuk ke era bisnis komersial. Kami juga berusaha supaya tidak memberatkan pemerintah dalam hal subsidi," ujarnya.

SPM Kios Komersial Pupuk Indonesia, Rika Susanty, menambahkan, perusahaan sudah membuat branding dengan atribusi Kios Pe-I yang sama di seluruh daerah. Itu akan menjadi identitas bisnis Pupuk Indonesia dan mendekatkan produk dengan petani di setiap daerah.

Selain itu, pihaknya juga akan memastikan ketersediaan pupuk komersial akan terus terjamin sehingga petani tidak akan kesulitan memperoleh pupuk. Di satu sisi, petani yang membeli produk komersial di Kios Pe-I juga akan mendapatkan asistensi dari tenaga lapangan dengan latar belakang argonomis.

"Jadi dengan petani datang ke kios tidak hanya beli tapi mencari solusi bagaimana agar produktivitas mereka meningkat. Intinya pupuk subsidi tidak lebih bagus dari non subsidi. Beli sedikit mahal tapi hasil panen akan jauh lebih baik dan ada asistensi supaya petani lebih pintar," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement