Selasa 18 Oct 2022 18:32 WIB

Terbatasnya Harta Seorang Hamba Bukan Tanda Allah Benci

Allah SWT melapangkan dan menyempitkan rezeki hamba-hamba-Nya.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Terbatasnya Harta Seorang Hamba Bukan Tanda Allah Benci. Foto: ilustrasi Alquran
Foto: Republika.co.id
Terbatasnya Harta Seorang Hamba Bukan Tanda Allah Benci. Foto: ilustrasi Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Alquran menjelaskan bahwa Allah SWT melapangkan dan menyempitkan rezeki hamba-hamba-Nya. Sempitnya rezeki seorang hamba bukan tanda Allah membencinya, sebaliknya banyaknya rezeki seorang hamba bukan ukuran Allah menyayanginya. Hal ini dijelaskan dalam Tafsir Surah Saba Ayat 39.

قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ  ۗوَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚوَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ

Baca Juga

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya.” Suatu apapun yang kamu infakkan pasti Dia akan menggantinya. Dialah sebaik-baik pemberi rezeki. (QS Saba: 39).

Tafsir Kementerian Agama menerangkan, dalam ayat ini ditegaskan bahwa Allah yang melapangkan rezeki atau membatasinya. Berbeda dengan ayat 36, dalam ayat 39 ini ditegaskan bahwa yang dilapangkan rezekinya atau dibatasi-Nya adalah rezeki hamba-hamba-Nya. Berarti seorang hamba Allah akan menerima ketentuan rezekinya, apakah dilapangkan atau dibatasi oleh Allah.

Dengan demikian ayat ini membantah bahwa kelapangan rezeki itu adalah tanda Allah sayang dan keterbatasannya menandakan Allah benci.

Seorang hamba Allah akan sabar bila rezekinya terbatas. Seorang hamba Allah, bila rezekinya lebih akan memperhatikan orang lain yang kekurangan. Ia tidak akan termasuk pendusta agama atau hari kemudian, sebagaimana dinyatakan ayat berikut.

"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin." (QS al-Ma‘un: 1-3)

Membantu orang lain, berdasarkan ayat ini, justru akan mengekalkan kekayaan itu, bukan menghabiskannya. Membantu orang lain tidak akan membuat kita miskin, bahkan sebaliknya karena bantuan itu berarti memberdayakan orang banyak. Keberdayaan orang banyak akan membuahkan kemakmuran, sebaliknya eksploitasi masyarakat akan membuat masyarakat itu melarat.

Rasulullah SAW menginformasikan bahwa orang yang membantu orang lain didoakan oleh malaikat agar bertambah rezekinya, dan orang yang kikir didoakan oleh malaikat kehilangan harta bendanya.

Pada setiap pagi ada dua malaikat yang turun kepada hamba Allah, yang satu berdoa, “Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang berinfak.” Dan yang satu lagi berdoa juga, “Ya Allah, musnahkanlah harta orang yang tidak mau berinfak.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement