Selasa 18 Oct 2022 21:35 WIB

Kepala BPIP: Aktualisasikan Gagasan Ekonomi Pancasila

Semangat dan nilai Pancasila terwujud dalam ekonomi Pancasila di saat krisis ini

Rep: ronggo astungkoro/ Red: Hiru Muhammad
Kepala BPIP Yudian Wahyudi (jas merah putih) bersama narasumber lain dalam Seminar Pancasila 2022 di Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Jakarta, Selasa (18/10/2022).
Foto: istimewa
Kepala BPIP Yudian Wahyudi (jas merah putih) bersama narasumber lain dalam Seminar Pancasila 2022 di Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Jakarta, Selasa (18/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, ingin agar gagasan ekonomi Pancasila teraktualisasi dalam upaya kolaboratif dan elaboratif pengusaha Indonesia, terutama para kaum muda. Di mana saat ini ada tren positif kaum muda merambah ke dunia usaha.

"Dalam situasi dunia yang diperkirakan menghadapi jurang resesi dan dilanda kegelapan pada 2023 kita mesti optimis bahwa nilai-nilai Pancasila sejatinya bisa diterapkan oleh semua pihak untuk bisa saling bergotong-royong agar bangkit bersama melewati masa-masa sulit," ujar Yudian saat membuka Seminar Pancasila 2022 di Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Jakarta, Selasa (18/10/2022).

Baca Juga

Dia mengatakan, perekonomian bangsa tak bisa dipungkiri menjadi pondasi utama dalam keberlanjutan kehidupan yang menentukan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia. Dalam hal itu, kata dia, Pancasila memainkan peran vital dalam membangun konsep ekonomi Indonesia.

"Seperti halnya konsep ekonomi berdikari yang diperkenalkan oleh Presiden Pertama Republik Indoensia (RI), Soekarno, pada 7 agustus 1965, yang terformulasikan dalam konsep trisakti, yaitu berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," kata dia.

Yudian menjelaskan, bagi Soekarno, berdikari secara ekonomi bukan hanya soal menolak gagasan imprealisme dan neokolonialisme, tapi juga soal memberdayakan ekonomi lokal dan global. Di sisi lain, proklamator sekaligus Wakil Presiden Pertama RI, Mohammad Hatta, juga mengenalkan koperasi sebagai bagian dari ekonomi rakyat yang bertumpu pada asas kekeluargaan.

"Melalui pemikiran konsep Soekarno dan Hatta tersebut, konsep ekonomi Pancasila kemudian diproduksi ulang oleh paling tidak dua ekonom indonesia yang sangat terkenal, yaitu Prof Emil Salim dan Prof Mubyarto pada tahun 80-an," jelas dia.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengatakan, ekonomi Pancasila sudah teruji dalam berbagai krisis ekonomi nasional. Karena itu, ekonomi Pancasila pantas menjadi pilar untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, termasuk kalangan mahasiswa yang ingin terjun ke dalam bisnis UMKM.

"Semangat dan nilai Pancasila terwujud dalam ekonomi Pancasila yang terlihat secara jelas dalam situasi krisis di saat pandemi. Jiwa gotong royong, saling membantu, dan juga kekeluargaan. Pemerintah dan semua komponen bangsa, termasuk UMKM sama-sama berpartisipasi menjaga ekonomi nasional. Peran UMKM bisa dibilang menonjol di masa-masa sulit," kata Teten.

Dalam seminar Pancasila yang dihadiri sekitar 200 mahasiwa itu Teten memberikan wawasan mengenai tantangan dalam situasi dunia menghadapi jurang resesi dan dilanda kegelapan pada 2023. Menurut dia, nilai-nilai Pancasila sejatinya bisa diterapkan oleh semua pihak untuk bisa saling bergotong royong agar bisa bangkit bersama melewati masa-masa sulit.

Rektor Unika Atma Jaya, Agustinus Prasetyantoko, mengatakan, ada nilai dalam Pancasila yang sangat jelas, yakni aspek keadilan. Di mana teknologi membantu perluasan akses bagi generasi muda dan mahasiswa untuk terjun dalam berwirausaha dan di sektor UMKM.

"Atma Jaya sendiri saat ini mempunyai ‘Atma Jaya Inkubator Bisnis’ sebagai wadah untuk melatih kemampuan wirausaha mahasiswa yang kreatif dan inovatif. Dunia pendidikan merupakan komponen penting dalam Ekonomi Pancasila guna mewujudkan kesejahteraan bangsa dan negara," kata Prasetyantoko.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement