Rabu 19 Oct 2022 05:57 WIB

Pemberontakan Budak Muslim Brasil yang Menginspirasi dan Tuntutan untuk Harvard

Pemberontakan Muslim Afrika yang diperbudak di Brasil terjadi pada 1835

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi budak. Pemberontakan Muslim Afrika yang diperbudak di Brasil terjadi pada 1835
Foto: american-slavery
Ilustrasi budak. Pemberontakan Muslim Afrika yang diperbudak di Brasil terjadi pada 1835

REPUBLIKA.CO.ID,  BAHIA–Komunitas Islam Salvador, di negara bagian Bahia, Brasil, telah mendorong Universitas Harvard untuk memulangkan tengkorak seorang pria yang diperbudak ketika terlibat dalam pemberontakan Muslim Afrika yang terkenal di kota itu pada 1835. Tengkorak itu adalah bagian dari koleksi Harvard dari sisa-sisa 19 orang asal Afrika yang kemungkinan diperbudak di Amerika.

Museum Peabody dan Warren Universitas juga menyimpan sisa-sisa sekitar 6.500 penduduk asli Amerika, dan selama beberapa dekade menghadapi tekanan di Amerika Serikat untuk mengembalikan semuanya ke komunitas atau keturunan mereka.

Baca Juga

Awal tahun ini, Harvard membentuk komite untuk menyelidiki koleksi sisa-sisa manusia dan cara mengembalikannya.

Menurut surat kabar mahasiswa The Harvard Crimson, universitas setuju pada September untuk memulangkan jenazah, meskipun tidak ada rincian lebih lanjut tentang proses yang dipublikasikan.

Komunitas Muslim Bahia, yang memulai kampanyenya pada September, kini berencana melakukan kontak langsung dengan Harvard melalui Islamic Center dan House of Nigeria di Salvador.

Korban

Pada 1835, 600 Muslim Afrika turun ke jalan-jalan di Salvador dan melawan tentara untuk mencoba menguasai kota dan pedesaan sekitarnya.

Pertempuran mengakibatkan kematian setidaknya 70 laki-laki. Sekitar 500 lainnya dipenjara, dicambuk, dan dideportasi. Tengkorak itu diduga milik seorang pria yang terluka dalam pertempuran dan meninggal di rumah sakit.

Joao Jose Reis, seorang sejarawan terkemuka di Brasil dan seorang ahli pemberontakan Males, pertama kali mendengar tentang tengkorak Harvard awal tahun ini.

"Catatan tengkorak mengatakan bahwa individu itu mengambil bagian dalam pemberontakan sebagai pemimpin dan dia dibawa ke rumah sakit setelah terluka," kata Reis kepada Middle East Eye.

Menurut universitas, warga negara Amerika Serikat Gideon T Snow, yang tinggal di Brasil pada abad ke-19, mengirim tengkorak itu ke Boston, di mana sebelum 1847, disumbangkan ke koleksi Boston Society for Medical Improvement.

Museum Anatomi Warren, bagian dari Harvard Medical School, memasukkan koleksi tersebut pada 1889.

Baca juga: Pengakuan Mengharukan di Balik Islamnya Sang Diva Tere di Usia Dewasa

Reis, seorang profesor di Universitas Federal Bahia (UFBA), berpendapat bahwa Harvard harus mencoba menggunakan DNA tengkorak untuk mengidentifikasi asal etnis pria itu. Baik untuk kepentingan peneliti maupun komunitas Muslim di wilayah Bahia.

Pemberontakan yang menginspirasi

Pemberontakan Males (nama peristiwa tersebut), selama tiga dekade terakhir, telah menjadi landasan penting bagi umat Islam Bahia.

“Kami mendengar tentang laki-laki dan tahu ada dokumen tentang mereka di Bahia. Saya bepergian ke sana pada akhir 1980-an dan bertemu dengan para ahli dalam sejarah mereka,” kata Ahmad Ali Saifi, seorang organisator komunitas Muslim utama di Brasil, yang berbasis di kota Sao Bernardo do Campo, di Negara Bagian Sao Paulo. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement