REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan ia mengajukan proposal ke Presiden Volodymyr Zelenskiy untuk resmi memotong hubungan diplomatik dengan Teheran. Setelah gelombang serangan Rusia ke Kiev dilakukan dengan menggunakan drone produksi Iran.
Pada Senin (17/10/2022) lalu Rusia menggelar lusinan drone "kamikaze" ke banyak target di Ukraina. Drone merusak infrastruktur energi dan menewaskan beberapa warga sipil.
Ukraina mengatakan serangan-serangan itu dilakukan dengan drone Shahed-136 produksi Iran. Teheran membantah memasok drone ke Rusia. Kuleba mengatakan Ukraina yakin drone-drone itu berasal dari Iran dan siap membagikan "sekantong bukti" ke kekuatan-kekuatan Eropa.
"Teheran sepenuhnya bertanggung jawab atas kerusakan pada hubungan dengan Ukraina, saya mengajukan proposisi untuk memutus hubungan diplomatik Ukraina ke Iran pada presiden," katanya, Rabu (19/10/2022).
Kuleba mengatakan ia mendesak Uni Eropa untuk memberlakukan sanksi pada Iran. "Karena membantu Rusia membunuh warga Ukraina,"katanya.
"Memutus hubungan dengan Iran sangat relevan terutama saat ini, saat kami melihat laporan niat Iran untuk memberi Rusia rudal balistik untuk digunakan terhadap rakyat Ukraina," tambahnya.
"Tindakan Iran keji dan penuh tipuan, kami tidak akan menderita karenanya, sebab semua tindakan itu telah dilakukan sementara Iran memberitahu kami mereka tidak mendukung perang dan tidak akan mendukung pihak mana pun dengan senjata mereka," lanjut Kuleba.
Ia mengatakan Kiev akan segera mengirimkan catatan resmi ke Israel untuk pasokan dan kerja sama pertahanan udara. Belum ada tanggapan dari Israel tentang pernyataan Kuleba.
"Dukungan kami pada Ukraina tidak termasuk sistem senjata dan persenjataan dan tidak ada yang berubah dari posisi itu," kata Menteri Kehakiman Israel Gideon Saar pada Army Radio.
Meski Israel mengecam invasi Rusia ke Ukraina dan memberikan bantuan kemanusiaan ke Kiev. Tapi mereka tidak mengirimkan bantuan militer, karena ingin melanjutkan kerja sama dengan Rusia di Suriah.