REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Hadi Sulistyo menuturkan, bencana banjir yang menggenangi sejumlah daerah di Jawa Timur turut menggenangi 1.694, hektare lahan pertanian. Dimana 29,92 hektare diantaranya gagal panen atau puso.
Ia menjelaskan, untuk tanaman padi yang terdampak banjir seluas 334,20 hektare, dimana 9 hektare di antaranya mengalami gagal panen. "Rinciannya Kabupaten Pacitan 29,20 hektare, Kabupaten Blitar 30 hektare, Kabupaten Trenggalek 30 hektare dan Kabupaten Lumajang 245 hektare. Sedangkan untuk tanah longsor berdampak pada tanaman padi 0,02 hektare di Kabupaten Pacitan," ujarnya, Rabu (19/10/2022).
Hadi melanjutkan, untuk komoditas jagung, lahan yang terdampak banjir seluas 991,90 hektare dan mengalami gagal panen 0,9 hektare. Paling luas berada di Kabupaten Blitar dengan 644 hektare. Kemudian Kabupaten Trenggalek 342 hektare, Kabupaten Kediri 5 hektare, dan Kabupaten Pacitan 0,9 hektare.
Selanjutnya, untuk komoditas kedelai, luas lahan yang terdampak banjir seluas 158 hektare dan mengalami gagal panen 20 hektare. Lahan tanam kedelai yang terdampak banjir tersebut berada di Kabupaten Trenggalek. "Ada komoditas kacang tanah juga yang terdampak di Trenggalek seluas 110 hektare. Komoditas cabai juga hanya di Trenggalek seluas 110 hektare," kata Hadi.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan, bencana banjir yang melanda sejulah daerah karena curah hujan di Jatim berada pada angka yang terbilang ekstra tinggi. Curah hujannya di Jatim, kata Emil, berada di atas 100 hingga 300. Emil pun mengingatkan masyarakat yang ada di Jawa Timur bagian selatan untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Dan memang kawasan selatan (Jatim) untuk dua pekan ke depan harus berhati-hati. Kita dalam hal ini fokusnya adalah action tanggap darurat di lapangan,” kata Emil.
Emil mewanti-wanti warga Kabupaten Trenggalek yang memiliki rumah di bawah tebing, khususnya bagi Lansia, anak balita, dan ibu hamil yang sulit untuk mobilisasi agar mengungsi di tempat yang lebih aman. Dalam beberapa hari terakhir, memang sejumlah kawasan di Kabupaten Trenggalek dilanda banjir dengan ketinggian mencapai 1,5 meter.
“Karena pengalaman di Trenggalek bahwa kita mesti berani meminta warga untuk pindah ke tempat yang lebih aman. Rumah yang ada di bawah tebing, untuk sementara waktu mohon kepada pemilik rumah sebaiknya di tempat lain dulu,” ujarnya.
Pemerintah Kota Surabaya turut membuka 'Posko Bangga Surabaya Peduli' untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan bagi korban bencana alam di Jatim. Plt Kepala BPBD Kota Surabaya, Hidayat Syah mengatakan, jam operasional 'Posko Bangga Surabaya Peduli' di buka pada pukul 07.30-17.00 WIB.
“Semua yang bisa digunakan, untuk popok bayi dan pembalut haruslah yang baru. Sedangkan untuk pakaian, jangan yang robek tetapi yang bisa digunakan oleh masyarakat yang membutuhkan di sana. Serta, oba-obatan tidak kedaluwarsa,” kata Hidayat.