REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wilayah terdampak bencana di Kabupaten Malang semakin meluas. Saat ini, wilayah terdampak bencana mencapai sembilan kecamatan. Hal ini tertera dalam laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang hingga Selasa (18/10/2022) pukul 23.30 WIB.
Kabid Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan menjelaskan, sembilan kecamatan dilaporkan mengalami banjir luapan, banjir bandang dan tanah longsor. Rinciannya, yakni Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Tirtoyudo, Kecamatan Dampit, Kecamatan Sumbermanjing Wetan dan Kecamatan Gedangan.
"Kemudian Kecamatan Bantur, Kecamatan Pagak, Kecamatan Donomulyo dan Kecamatan Kalipare," kata Sadono saat dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu (19/10/2022).
Untuk wilayah terdampak tanah longsor, Sadono menyebutkan ada lima kecamatan yang mengalaminya. Kelima kecamatan tersebut antara lain Ampelgading, Dampit, Donomulyo, Sumbermanjing Wetan dan Tirtoyudo.
Dari sejumlah wilayah tersebut, Kecamatan Tirtoyudo tercatat paling banyak terdampak tanah longsor. Yakni sekitar 21 kepala keluarga (KK) dan sejumlah kerusakan sarana umum lainnya.
Sementara itu, banjir luapan terjadi di Kecamatan Bantur, Kecamatan Gedangan, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Donomulyo, Kecamatan Pagak dan Kecamatan Kalipare. Wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan termasuk daerah yang paling banyak terdampak bencana luapan, yaitu 945 KK dan jembatan akses desa ikut terputus.
Selanjutnya, banjir bandang terjadi di Kecamatan Tirtoyudo dan Kecamatan Ampelgading. Rinciannya, yakni 384 KK ikut terdampak bencana tersebut di Kecamatan Tirtoyudo. Kemudian dilaporkan terdapat dua jembatan, masing-masing satu gereja dan masjid, plengsengan, tiang listrik serta PJU rusak.
Ada pun untuk wilayah Kecamatan Ampelgading, Sadono mengungkapkan, 645 KK terdampak banjir bandang. Kemudian sekitar 250 hektare (ha) persawahan dilaporkan terendam air. "Itu terjadi di Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading," ujarnya.