Kamis 20 Oct 2022 05:10 WIB

Menghadapi Anak Demam tanpa Sirop Parasetamol

Orang tua disarankan menggunakan cara lama untuk mengatasi demam anak.

Red: Joko Sadewo
Jumlah kasus gagal ginjal anak ditampilkan saat konferensi pers terkait penyakit gagal ginjal akut pada anak di RSUP Sardjito, Yogyakarta, Rabu (19/10/2022). Kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak di DIY mencapai 13 kasus. Seluruh kasus tersebut ditangani di RSUP Dr Sardjito, Kabupaten Sleman. Hingga kini tiga kasus sembuh, enam kasus meninggal, dan empat kasus dalam perawatan intensif.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Jumlah kasus gagal ginjal anak ditampilkan saat konferensi pers terkait penyakit gagal ginjal akut pada anak di RSUP Sardjito, Yogyakarta, Rabu (19/10/2022). Kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak di DIY mencapai 13 kasus. Seluruh kasus tersebut ditangani di RSUP Dr Sardjito, Kabupaten Sleman. Hingga kini tiga kasus sembuh, enam kasus meninggal, dan empat kasus dalam perawatan intensif.

Oleh : Reiny Dwinanda, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Saat demam, kebanyakan orang segera mengambil obat untuk meredakannya. Parasetamol atau ibuprofen biasanya ada di kotak obat tiap keluarga.

Dari kedua jenis obat pereda demam itu, parasetamol yang lebih banyak dipakai. Tak heran jika ketika Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso menyebut jangan buru-buru pakai sirop parasetamol, sebagian orang tua jadi rusuh.

Itu menjadi seruan kewaspadaan di tengah bermunculannya kasus-kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak-anak.  Hampir 200 anak dari 22 provinsi mengalaminya. Disebut misterius karena penyebab penyakitnya tidak mengerucut pada satu konklusi.

Merujuk pada kasus di Gambia, gangguan ginjal akut pada anak ternyata ada kaitannya dengan empat obat batuk pilek produksi Maiden Pharmaceutical, India. Obat tersebut mengandung bahan pelarut obat berupa dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG) yang disinyalir menjadi penyebab kesakitan anak-anak Gambia.