REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Ratusan titik di berbagai wilayah di Kabupaten Majalengka rawan mengalami bencana hidrometeorologi. Langkah antisipasi pun dilakukan pemerintah daerah setempat bersama unsur lainnya.
"Ratusan titik itu tersebar di 26 kecamatan di Kabupaten Majalengka," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Iskandar Hadi Priyanto, kepada Republika, Rabu (19/10).
Adapun potensi bencana itu di antaranya berupa longsor/gerakan tanah, banjir dan cuac ekstrem. Iskandar merinci, untuk potensi rawan bencana longsor/gerakan tanah, ada 174 titik yang tersebar di 26 kecamatan. Paling banyak ada di Kecamatan Lemahsugih sebanyak 19 titik, Talaga 16 titik, Argapura 14 titik dan Bantarujeg, Banjaran serta Maja masing-masing 13 titik.
Untuk potensi rawan bencana banjir, lanjut Iskandar, tersebar di 191 titik. Menurutnya, titik yang paling banyak ada di Kecamatan Ligung sebanyak 19 titik, Jatiwangi 16 titik dan Jatitujuh serta Sumberjaya masing-masing 15 titik.
Sedangkan potensi rawan cuaca ekstrim, kata Iskandar, ada 343 titik di 26 kecamatan. Wilayah yang paling banyak memiliki potensi bencana cuaca ekstrim adalah Kecamatan Lemahsugih dan Ligung masing-masing 19 titik dan Kecamatan Maja 18 titik.
Selain ketiga potensi bencana tersebut, Kabupaten Majalengka juga memiliki potensi rawan bencana lainnya, berupa gempa bumi, kebakaran hutan dan lahan, letusan gunung berapi dan kekeringan.
Menghadapi berbagai potensi kerawanan bencana, Iskandar menyatakan, Pemkab Majalengka dan berbagai unsur terkait lainnya telah melaksanakan apel siaga bencana. Apel tersebut dilaksanakan di Mapolres Majalengka, pada 12 Oktober 2022.
:Senin (17/10) kemarin juga kita menggelar rapat koordinasi siaga bencana," ujar Iskandar.
Setelah kedua kegiatan tersebut, kata Iskandar, pihaknya kini turun ke lapangan melakukan sosialisasi ke masyarakat mengenai kewaspadaan bencana. Selain itu, penyiapan jalur evakuasi di setiap titik potensi bencana juga dilakukan.
Terpisah, Bupati Majalengka, Karna Sobahi, juga meminta, para camat untuk berkoordinasi dengan kapolsek dan danramil serta kepala desa mengenai upaya penanganan bencana. "Bencana ini lokusnya di desa. Jadi masyarakat diajak dan diberi pemahaman tentang arti penting prakondisi penanganan bencana supaya tidak menjadi korban," ujar dia.
Karna menyebutkan, Kabupaten Majalengka menjadi daerah ke-343 se-Indonesia yang masuk ke dalam daerah rawan bencana. Di Jawa Barat, Majalengka masuk dalam urutan ke-15 dari 27 kabupaten/kota yang daerah rawan bencana.