Rabu 19 Oct 2022 23:15 WIB

Kota Kecil Meksiko Tampung Ribuan Migran

San Pedro Tapanatepec memiliki 7.000 migran, sekitar 75 persen warga Venezuela

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Migran, banyak dari Amerika Tengah dan Venezuela, berjalan di sepanjang jalan raya Huehuetan di negara bagian Chiapas, Meksiko, Selasa pagi, 7 Juni 2022.
Foto: AP/Marco Ugarte
Migran, banyak dari Amerika Tengah dan Venezuela, berjalan di sepanjang jalan raya Huehuetan di negara bagian Chiapas, Meksiko, Selasa pagi, 7 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Para migran, terutama dari Venezuela, berjuang untuk menerima kebijakan baru Amerika Serikat (AS) yang melarang penyeberangan perbatasan. Satu kota kecil di Meksiko selatan secara tak terduga menjadi tuan rumah bagi ribuan migran yang berkemah jauh dari perbatasan AS.

San Pedro Tapanatepec memiliki 7.000 migran, sekitar 75 persen warga Venezuela, ketika tim Associated Press berkunjung pada awal Oktober. Hingga Senin (17/10), Walikota Humberto Parrazales memperkirakan, jumlahnya telah bertambah menjadi 14 ribu orang.

Sementara banyak orang Venezuela telah merencanakan untuk pergi ke perbatasan AS, kebijakan AS yang baru menyatakan hanya pendaftar daring dan tiba melalui udara yang akan diterima. Pelintas batas hanya akan diusir.

Keputusan itu membuat banyak orang berkemah di lima tenda besar dan bertanya-tanya apa yang akan dilakukan selanjutnya. Mereka membuang panas siang hari hanya dengan beberapa kipas listrik untuk menjaga suhu tetap rendah.

Walikota Parrazales memiliki kekhawatiran sendiri. Trafo kota tidak dapat lagi menangani listrik yang dibutuhkan untuk kamp, dan telah terjadi pemadaman sebagian. Perawatan kesehatan, sanitasi, dan air juga menjadi masalah.

Tetap saja, para migran harus membayar sebagian besar barang. Parrazales mengakui bahwa kota itu telah melihat sekitar 15 juta dolar AS dalam bisnis tambahan yang menjual makanan, tempat tidur, obat-obatan, taksi, dan bus bagi para migran. “Mereka harus membayar untuk mengisi daya ponsel,” katanya.

San Pedro Tapanatepec jelas bukan tempat yang para migran inginkan. Kota bermandikan panas di negara bagian Oaxaca hanya berjarak sekitar 300 kilometer dari perbatasan dengan Guatemala.Banyak migran mengira akan selamanya meninggalkan Guatemala dalam perjalanan panjang yang membawa banyak dari mereka dari Darian Gap di Panama, melalui Amerika Tengah, ke Meksiko.

Sejak Agustus, kota itu berfungsi sebagai stasiun perjalanan, para migran akan menunggu selama beberapa hari, sementara otoritas imigrasi Meksiko mengeluarkan semacam izin transit. Izin ini yang memberi para migran waktu untuk sampai ke perbatasan AS.

Tapi Parrazales mengatakan, aliran dokumen itu telah melambat, membuat lebih banyak migran menunggu di kota miskin yang tidak siap untuk menjadi tuan rumah bagi begitu banyak orang. Saya tidak mengerti apa-apa,” kata migran Venezuela Robinson Rodriguez melalui telepon dari Tapanatepec.

"Jika semua yang ada di perbatasan ditutup, maka mereka tidak boleh membagikan (transit) pass ini. Dan jika Anda bertanya (pihak berwenang), mereka mengatakan tidak tahu, tetapi mereka tetap membagikannya," ujarnya.

Waktu tidak berpihak pada para migran. Rodriguez sebenarnya telah menerima dokumen transit tujuh hari, yang pada dasarnya harus meninggalkan Meksiko dalam waktu seminggu. Hanya saja dia harus menghabiskan waktu mengumpulkan uang untuk membayar transportasi ke perbatasan utara, dan pada saat dia mendapatkannya izinnya telah kedaluwarsa.

Kebingungan atas aturan baru AS pun muncul. Migran Nikaragua Luis Martinica menunjukkan selebaran yang berisi tautan web untuk pengajuan para migran dari Venezuela. Hanya saja, informasi itu membingungkan, sebab sebagai warga Nikaragua, jika dia muncul di perbatasan AS, apakah dia juga akan diusir?

Meksiko telah mengeluarkan sekitar 77.000 izin transit ke Venezuela sepanjang tahun ini, kebanyakan dari mereka dalam tiga bulan terakhir. Seperti orang Nikaragua dan Kuba, orang Venezuela sulit dideportasi, baik bagi Meksiko maupun AS. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement