REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Rabu (19/10/2022), memberlakukan darurat militer di wilayah pendudukan Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia. Pengumuman ini dilakukan usai referendum yang menyatakan wilayah Ukraina itu memilih untuk masuk dalam bagian Rusia pada bulan lalu.
Putin mengatakan langkah-langkah yang dilakukan akan meningkatkan stabilitas ekonomi, industri, dan produksi untuk mendukung operasi militer khusus di Ukraina.
"Kami sedang mengerjakan penyelesaian tugas-tugas skala besar yang sangat kompleks untuk memastikan masa depan yang dapat diandalkan bagi Rusia, masa depan rakyat kami," katanya.
Dalam pidato yang disiarkan televisi kepada anggota Dewan Keamanan, Putin juga menginstruksikan Rusia untuk membentuk dewan koordinasi khusus di bawah Perdana Menteri Mikhail Mishustin. Tim ini akan bekerja dengan wilayah Rusia guna meningkatkan upaya perang di Ukraina.
Langkah itu hampir delapan bulan memasuki perang. Upaya terbaru ini menandai eskalasi terbaru oleh Putin untuk melawan serangkaian kekalahan besar di tangan pasukan Ukraina sejak awal September.
Pengumuman Putin ini pun datang pada hari yang sama ketika Gubernur Kherson yang diangkat Rusia Vladimir Saldo mengatakan kepada warga sipil untuk meninggalkan beberapa daerah sesegera mungkin. Evakuasi ini dilakukan untuk mengantisipasi serangan Ukraina yang akan segera terjadi.
Saldo menyatakan, situasi di Kherson semakin tegang. Sekitar 10 ribu orang per hari akan dipindahkan selama enam hari ke depan ke beberapa daerah di Rusia telah bersiap untuk menerima pengungsi dari wilayah Kherson.
"Lebih dari 5.000 orang telah meninggalkan Kherson dalam dua hari terakhir," kata Saldo kepada televisi pemerintah.