REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Tidak genap sebulan sebelum rencana peresmian Masjid Sheikh Zayed 17 November mendatang. Pihak kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Solo akan mencari muadzin dan imam serta menentukan syaratnya.
Kepala Kantor Kemenag Solo, Hidayat Maskur mengatakan untuk imam pihaknya memberi persyaratan seorang hafiz atau penghafal Al-Quran 30 juz, memiliki rekam jejak, akhlak, serta suara yang baik. Sedangkan, untuk muazin pihaknya menekankan pada persyaratan suara merdu.
"Kalau muadzin kita kedepankan suara, tentu mencari suara yang terbaik, lalu kita juga pertimbangkan rekam jejaknya juga, kemudian akhlaknya," kata Hidayat, Rabu (19/10/2022).
Hidayat menjelaskan bahwa pihaknya akan berusaha mencari imam dan muadzin terbaik, setidaknya se-provinsi Jawa Tengah (Jateng). Caranya adalah dengan memilih calon imam dan muadzin dari Festival Masjid Nasional. Ia juga akan menyiapkan masing-masing dua imam dan muadzin untuk masjid tersebut.
"Di Pameran Masjid nasional itu kan ada muadzin kita coba juga kolaborasi kalau memungkinkan kita tarik ke sini. Nantinya bisa sendiri atau ada second line atau pendamping, idealnya dua. Untuk imam dan muadzin kita siapkan dua, soalnya kan kita tidak tahu apabila nanti mereka berhalangan karena sakit atau yang lainnya," terangnya
Terkait pengelolaan masjid, kedepannya Kemenag yang akan melakukannya. Hidayat mengatakan pengelolaan secara kolaboratif akan dilakukan dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.
"Untuk pengelolaannya Insya Allah bersama-sama terlebih gedung sebesar ini, di antara Pemkot dan Kemenag nanti kolaborasi untuk mengelola ini bersama," pungkasnya.