REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Raya Jakarta Islamic Centre (JIC) terbakar hebat, Rabu (19/10). Kebakaran terjadi setelah Shalat Ashar sekira pukul 15.15 WIB. Tidak ada korban tewas akibat kebakaran ini. Polisi sedang menyelidiki penyebab kebakaran. Saat terbakar, tidak ada jamaah yang beribadah di dalam ruang utama Masjid Raya JIC.
Humas JIC Paimun Karim mengatakan, api pertama kali membakar dari sisi barat kubah Masjid JIC. Saat itu kubah masjid sedang direnovasi. Pekerja tengah memasang lapisan baru di kubah berwarna hijau itu. Saat terbakar, Paimun mengatakan angin yang bertiup kencang sehingga dengan cepat membakar bagian lain dari badan kubah Masjid JIC.
Dalam waktu kurang lebih setengah jam, kubah utama Masjid Raya JIC rubuh ke lantai dua dan reruntuhannya juga sampai ke lantai satu bangunan Masjid Raya JIC. Ia menduga cepatnya runtuh kubah juga mungkin disebabkan oleh faktor lain. "Beratnya beban 12 buah lampu kipas khas Betawi dengan berat satu ton," kata Paimun dalam rilis yang diterima Republika, Rabu petang.
Untuk mengatasi kebakaran Masjid JIC, telah dikerahkan delapan mobil pemadam kebakaran dari unit pemadam Jakarta Utara. Api berhasil dipadamkan pada pukul 17.00 WIB. Kebakaran pun bisa dikendalikan sehingga tidak menjalar ke bangunan lain di sekitarnya yakni Gedung Sosial Budaya dan Gedung Bisnis.
Tidak ada korban jiwa dari kebakaran ini. Beberapa dokumen dan perangkat komputer dari pengelola Masjid Raya JIC dan lembaga-lembaga agama Islam lainnya juga berhasil diamankan dan dipindahkan ke Perpustakaan di Gedung Sosial Budaya. Sampai dengan Rabu malam, para pekerja terlihat masih menyelamatkan sejumlah peralatan dari gedung utama Masjid Raya.
Apa penyebab kebakaran? Paimun mengatakan polisi masih menangani kasusnya. Polisi juga sudah menanyai para pekerja. "Penyebab kebakaran diduga dari aktivitas pekerjaan perbaikan kubah," kata dia.
Masjid JIC mulai dibangun pada tanggal 1 Oktober 2001 dan pertama kali dipakai untuk shalat Jumat pada tanggal 9 September 2002 dan diresmikan pada 4 Maret 2002. Masjid JIC selama dua dekade ini menjadi masjid kebanggaan masyarakat Jakarta. Aspek sejarahnya yang berdiri di eks lokasi lokalisasi Kramat Tunggak seluas 10,9 hektar menjadi fenomenal. Ciri khas lainnya adalah bentang kubah Masjid JIC sebagai masjid dengan bentangan kubah tanpa tiang terpanjang se-Asia Tenggara yakni 66 meter.