REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penyelidikan skala nasional yang digelar selama lima tahun mengenai pelecehan seksual terhadap anak di Inggris akan sampai pada kesimpulan pada Kamis (20/10/2022). Setelah sidang yang mengungkapkan banyak pemimpin dan pihak berwenang yang menutup mata atau gagal bertindak dalam kasus pelecehan seksual anak-anak.
Penyelidikan terhadap Pelecehan Seksual pada Anak-anak (IICSA) di Inggris merupakan penyelidikan terbesar dan termahal di dunia. Penyelidikan ini dimulai pada Juli 2014 lalu setelah serangkaian pengungkapan mengerikan pelecehan yang terjadi dalam beberapa puluh tahun ke belakang.
Skandal yang paling terkenal melibatkan bintang televisi BBC Jimmy Savile. Setelah kematiannya mantan selebriti Inggris paling terkenal itu terungkap merupakan salah satu pelaku pelecehan seksual yang paling banyak korbannya.
Para korban mengaku banyak tokoh berpengaruh termasuk anggota parlemen, mata-mata, petugas polisi dan pemimpin sekolah yang menutup-nutupi pelecahan seksual itu.
Penyelidikan yang dipimpin pakar kesejahteraan sosial Alexis Jay menggelar 325 sidang kesaksian dari 725 saksi dan memproses hampir 2,5 juta halaman bukti sejak digelar pada Februari 2017 lalu.
Lebih dari 6.000 korban dan penyintas pelecehan seksual juga mengaitkan pengalaman mereka ke penyelidikan 'Truth Project'.
Penyelidikan itu telah menghasilkan 19 laporan dan temuan lain, mengkatalogkan detail pelecehan yang dilakukan di berbagai institusi seperti Gereja Katolik, Gereja Inggris, dan pusat politik Britania di Westminster.
Laporan-laporan itu mengungkapkan politis dan pemimpin gereja telah mengabaikan dan dengan aktif menutupi berbagai tuduhan untuk melindungi pelaku dan reputasinya. Penyelidikan itu sendiri kerap mengalami kemunduran. Jay merupakan orang keempat yang ditunjuk memimpin penyelidikan tersebut setelah tiga orang sebelumnya mundur.