REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta membersihkan halaman Jakarta Islamic Center (JIC) di Jalan Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara, Kamis (20/10/2022), usai kebakaran hebat melanda bagian kubah, Rabu (19/10/2022). Kepala Satpol PP Provinsi DKI Jakarta Arifin mengatakan kehadiran Satpol PP di JIC menunjukkan komitmen dan bentuk tanggung jawab sebagai aparatur wilayah untuk peka terhadap berbagai peristiwa di sekitar tempatnya bertugas.
"Kami berkumpul di tempat ini menyikapi atas musibah yang terjadi kemarin sore. Tempat yang menjadi kebanggaan masyarakat Jakarta, salah satu ikon DKI Jakarta," kata Arifin dalam keterangannya.
Menurut Arifin, inisiatif Satpol PP DKI Jakarta untuk membersihkan halaman JIC secara bersama-sama bertujuan untuk memitigasi bencana kebakaran serupa agar jangan sampai terulang. Arifin mengenang Masjid Raya JIC sekitar 20 tahun lalu juga pernah terbakar, di bulan yang sama (2 Oktober 2002).
Dia mengatakan dulu kejadiannya juga sore hari menjelang malam. Dia mengatakan kejadian Rabu petang kemarin saat Masjid Raya JIC kembali terbakar tentu kembali mengejutkan banyak pihak. Namun Satpol PP mengajak semua pihak ikut membantu membersihkan dan merapikan lokasi yang kemarin berantakan, kotor, akibat kejadian kebakaran.
"Kita tangani sesuai kemampuan kita. Satu hal yang harus diingat adalah berdirinya Masjid Raya JIC mempunyai sejarah dari sesuatu yang gelap menjadi tempat yang terang benderang," kata Arifin.
Kepala Satpol PP Kota Jakarta Utara Yusuf Majid (Yuma) menambahkan, petugas Satpol PP Jakarta Utara yang dikerahkan pada kegiatan ini sebanyak 120 orang. Namun ada dukungan dua tim petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Tugu Utara, sehingga ditotal sebanyak 140 petugas gabungan.
"Kami bersama-sama mengembalikan ke posisi awal, yang sebelumnya bersih kami kembalikan menjadi bersih, yang tadinya teratur kami kembalikan teratur kembali," ujar Yuma.
Yuma mengatakan Satpol PP DKI Jakarta hanya membersihkan sisi yang tidak dipasangi garis polisi menggunakan peralatan-peralatan yang terbatas. "Karena masih ada sisi yang dipasangi garis polisi untuk kepentingan penyelidikan, sementara petugas hanya membersihkan sisi yang dapat dimasuki saja," kata Yuma.