Jumat 21 Oct 2022 05:22 WIB

Tim Asesor UNESCO Kunjungi Geopark Meratus Pekan Depan

Pegunungan Meratus yang berumur hampir 200 juta tahun punya sejarah geologi kompleks

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Wisatawan mengunjungi objek wisata Gua Liang Tapah yang merupakan salah satu dari 11 geosite Geopark Meratus berkelas internasional di Desa Geragata, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Ahad (25/9/2022). Badan pengelola Geoapark Meratus saat ini telah menyiapkan 11 geosite berkelas internasional dan 22 geosite nasional beserta potensi seni budaya, flora, dan fauna serta kuliner dalam pengajuan kawasan Pegunungan Meratus sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) pada bulan November 2022.
Foto: ANTARA/Bayu Pratama S
Wisatawan mengunjungi objek wisata Gua Liang Tapah yang merupakan salah satu dari 11 geosite Geopark Meratus berkelas internasional di Desa Geragata, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Ahad (25/9/2022). Badan pengelola Geoapark Meratus saat ini telah menyiapkan 11 geosite berkelas internasional dan 22 geosite nasional beserta potensi seni budaya, flora, dan fauna serta kuliner dalam pengajuan kawasan Pegunungan Meratus sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) pada bulan November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN - Asesor Global Geopark Network, Guy Martini, akan mengunjungi Geopark Meratus di Kalimantan Selatan untuk meninjau kesiapan kawasan taman bumi tersebut menjadi UNESCO Global Geopark (UGGp). Kunjungan akan dilakukan selama 10 hari mulai 24 Oktober hingga 2 November 2022. Demikian kata Wakil Ketua Badan Pengelola Geopark Meratus, Nurul Fajar Desira, di Banjarmasin, Kamis (20/10/2022).

"Beliau (Guy Martini) akan melakukan pre-assessment terhadap kondisi Geopark Meratus, apakah sudah memenuhi syarat. Jika ada kekurangan, dia akan memberikan masukan kepada kami," kata Fajar.

Baca Juga

Guy Martini direncanakan mengunjungi 11 geosite berskala internasional yang sudah dipersiapkan oleh BP Geopark Meratus dalam pengajuan ke UNESCO. Selama kunjungan, asesor GGN akan didampingi oleh Koordinator Strategis Pengembangan Geopark Nasional, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Togu Pardede, pakar geologi dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jatmika Setiawan, serta perwakilan UNESCO Indonesia.

BP Geopark Meratus telah menyiapkan 11 geosite berkelas internasional dan 22 geosite nasional beserta potensi seni budaya, flora dan fauna, serta kuliner, dalam pengajuan kawasan Pegunungan Meratus sebagai UNESCO Global Geopark. "Secara konkret, yang kami persiapkan adalah akses menuju lokasi, papan informasi, petunjuk arah, serta pengelolaan kawasan oleh kelompok masyarakat. Pengelola juga harus mengerti sejarah bebatuan di sini," kata Fajar.

Oleh karena itu, pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. "Kita harus membuktikan bahwa dengan ditetapkan sebagai geopark, kawasan ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat," katanya.

Fajar menambahkan bahwa konsep geopark merupakan pembangunan berkelanjutan yang mencakup konservasi, edukasi, dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sebelumnya, pada akhir Agustus, tim Komite Nasional Geopark Indonesia menetapkan dua taman bumi nasional, Geopark Karangsambung - Karangbolong dan Geopark Meratus, sebagai kandidat "aspiring UGGp".

Kedua taman bumi tersebut selanjutnya akan direkomendasikan ke UNESCO untuk mendapat status sebagai UNESCO Global Geopark. Pegunungan Meratus yang sudah berumur hampir 200 juta tahun memiliki sejarah geologi yang kompleks. Kawasan ini telah ditetapkan sebagai geopark nasional pada 2018.

Kalsel memiliki 74 potensi geosite yang terletak di sembilan kabupaten/kota. Di antaranya Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Banjar, dan Kotabaru.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement