REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yakni PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) optimistis target arus peti kemas tahun ini dapat tercapai. Terlebih sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini terdapat pertumbuhan arus peti kemas jika dibandingkan periode yang sama pada 2021.
"SPTP optimistis dapat mencapai target arus peti kemas hingga akhir 2022 yang telah ditetapkan oleh pemegang saham yakni sebanyak 11,65 juta TEUs," kata Corporate Secretary Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) Widyaswendra dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (20/10/2022).
Sejak awal 2022 hingga September, SPTP mencatat jumlah arus peti kemas mencapai 8,2 juta TEUs. Widyaswendra mengatakan jumlah tersebut lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebanyak 8,1 juta TEUs atau tumbuh rata-rata sekitar 1,15 persen.
"Arus peti kemas tersebut merupakan gabungan dari 15 terminal peti kemas dan 7 anak perusahaan yang dikelola oleh perseroan," kata Widyaswendra dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (20/10/2022).
Dia menjelaskan, arus peti kemas tersebut didominasi oleh trafik di domestik yang mencapai 5,6 juta TEUs atau sekitar 69 persen. Sementara untuk peti kemas luar negeri mencapai 2,5 juta TEUs atau sekitar 31 persen.
Widyaswendra menambahkan, sejumlah upaya dilakukan oleh Pelindo Terminal Petikemas untuk meningkatkan jumlah arus peti kemas. Upaya tersebut yakni dengan menggandeng terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) dan pengoperasian pelabuhan milik pemerintah melalui skema kerjasama pemanfaatan (KSP) barang milik negara (BMN).
"Kami juga berupaya untuk bersinergi dengan pihak-pihak berkepentingan lainnya juga terus dijajaki oleh perseroan," tutur Widyaswendra.
Dia memastikan, saat ini SPTP tengah mempersiapkan kajian untuk melakukan pengembangan terminal peti kemas yang berperan sebagai transhipment hub peti kemas internasional. Widyaswendra menegaskan Pelindo akan mengoptimalkan merger Pelindo dengan memanfaatkan posisi strategis yang berada di jalur perdagangan dunia.
Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menyebut upaya kontainerisasi muatan dapat menjadi salah satu upaya SPTP untuk meningkatkan pertumbuhan arus peti kemas. Siswanto menilai, untuk mendukung upaya kontainerisasi, SPTP perlu melakukan pembenahan di sejumlah pelabuhan yang ada di wilayah timur Indonesia agar mampu digunakan untuk kegiatan peti kemas.
“Potensi muatan peti kemas di wilayah timur Indonesia masih cukup tinggi, utamanya berkaitan dengan hasil tangkapan laut atau perikanan, namun kita juga perlu perhatikan apakah pelabuhan yang ada di daerah sudah dapat mendukung bongkar muat peti kemas ataupun fasilitas berpendingin,” jelas Siswanto.
Berkenaan dengan transhipment hub peti kemas internasional, Siswanto menilai perlu dilakukan kajian yang menyeluruh bersama semua pihak termasuk pemerintah. Siswanto mengatakan ekosistem yang kuat mulai dari kemudahan bunker, lokasi berlabuh, sistem keuangan dan pembayaran, pemanduan dan penundaan kapal, dan hal lainnya sangat dibutuhkan dalam mewujudkan transhipment hub internasional yang dimimpikan.
“Pertarungan di sektor tersebut akan sangat berat, kita ketahui ada negara tetangga yang sudah menguasai pasar, sehingga kita perlu memperkuat diri terlebih dahulu untuk siap bersaing langsung dengan mereka di selat Malaka," ujar Siswanto.