REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Arab Saudi menyambut baik keputusan Australia untuk membatalkan pengakuannya atas Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Saudi juga menegaskan kembali dukungan tak tergoyahkan Kerajaan untuk rakyat Palestina.
Dilansir di Arab News, Kamis (20/10/2022), Arab Saudi menyerukan upaya pemersatu internasional untuk menemukan penyelesaian yang adil untuk masalah Palestina, dengan cara memenuhi aspirasi rakyat Palestina mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya sejalan dengan hukum internasional dan Inisiatif Perdamaian Arab.
Warga Palestina juga memuji keputusan Australia sebagai keputusan yang bijaksana dan berani.
Sebelumnya diberitakan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan tidak akan lagi mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel.
Dengan adanya keputusan itu, otomatis membatalkan kebijakan dari mantan perdana menteri Scott Morrison pada 2018 yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
“Hari ini Pemerintah telah menegaskan kembali posisi lama Australia bahwa Yerusalem adalah masalah status akhir yang harus diselesaikan sebagai bagian dari negosiasi damai antara Israel dan rakyat Palestina,” kata Wong Selasa (18/10/2022) lalu.
Dia menambahkan, kedutaan Australia akan tetap berada di Tel Aviv. Karena itu, alih-alih merusak hubungan yang telah dijaga, Australia akan membantu memberikan komitmen penyelesaian konflik dua daerah tersebut.
“Israel dan negara Palestina masa depan harus hidup berdampingan, dalam perdamaian dan keamanan, dalam perbatasan yang diakui secara internasional,” katanya. Australia juga disampaikan sama sekali tidak akan mendukung pendekatan yang merusak langkah perdamaian itu.
Atas keputusan tersebut, Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengkritik tajam pernyataan Australia yang baru dilayangkan pada Selasa ini. Menurut dia, langkah Australia terlalu tergesa-gesa dan seakan memaksakan.
“Kami hanya bisa berharap bahwa pemerintah Australia mengelola hal-hal lain dengan lebih serius dan profesional,” kata Lapid.
Menurut Lapid, Yerusalem selamanya akan menjadi ibu kota abadi dan milik Israel sehingga tidak satupun yang bisa mengubah keadaan tersebut.
Diketahui, beriringan dengan pernyataan Lapir, Israel telah memanggil Duta Besar Australia untuk mengajukan protes resmi.
Di sisi lain, Menteri Urusan Sipil Otoritas Palestina, Hussein al-Sheikh, memuji keputusan Australia dalam penolakannya mengakui Yerusalem sebagai wilayah dan ibu kota Israel.
“Kami menyambut baik keputusan Australia sehubungan dengan Yerusalem dan seruannya untuk solusi dua negara sesuai dengan legitimasi internasional,” kata al-Sheikh.
Sumber: arabnews