REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jari jemari Wawang Sunarya seperti punya mata. Mengepal-kepal limbah kertas. Dibentuk bulatan-bulatan. Tak butuh waktu lama, hasil kerjanya berubah menjadi sosok boneka mungil, alias action figure.
Atas jerih payahnya, pria 40 tahun itu, akan memamerkan limbah kertas tak dilirik yang telah jadi barang bernilai tinggi itu di acara Pertemuan Tingkat Tinggi Asia-Pasifik untuk Penyandang Disabilitas dengan nama High-level Intergovernmental Meeting on the Final Review of the Asian and Pacific Decade of Persons with Disabilities (HLIGM-APDPD) yang digelar di Hotel Fairmont, Jakarta pada 19-21 Oktober 2022.
Di ajang internasional ini, sebanyak 53 delegasi negara anggota United Nation Economic and Social Commision for Asia and The Pasific (UNESCAP) dan sembilan negara asosiasi terintegrasi secara hybrid. Para delegasi yang hadir akan melihat hasil karya Wawang. Ini merupakan prestasi kesekian yang ditorehkan pria yang akrab disapa Wawang.
Kehadirannya di pameran menjadi salah satu bukti komitmen pemerintah Indonesia dalam memenuhi hak-hak penyandang disabilitas untuk berkarya dan memiliki peluang yang sama dalam dunia usaha.
Sebagai alumni Sentra Terpadu Inten Soeweno Milik Kementerian Sosial (Kemensos) tahun 2009, Wawang mendapat berbagai kesempatan kerja di beberapa perusahaan. Sambil kerja, ia menekuni hobinya membuat action figure.
Tahun 2012, ia mendapatkan tawaran dari seorang kawan untuk mengikuti pameran dan bazar. Tak disangka, keisengannya berbuah manis. Produknya laris manis. Akhirnya, muncul idenya menekuni hobinya menjadi kegiatan usaha untuk memperbaiki ekonomi keluarga.
Awal mula membuka usaha pembuatan minatur action figure, Wawang mendapat dukungan modal usaha dari Kementerian Sosial sebesar Rp 5 juta tahun 2012. Dukungan ini membuatnya semakin percaya diri untuk memasarkan hasil karyanya di Srengseng, Kembangan Jakarta Barat dan di Kampung Betawi, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Harga miniatur action figure ukuran kecil dibandrol Rp 50-100 ribu. Action figure termahal yang pernah dijualnya seharga Rp 5 juta. Ini sesuai dengan tingkat kesulitan dan ukuran action figure yang dipesan, mulai dari superhero dalam negeri, superhero luar negeri dan karakter lainnya sesuai pesanan.
Pria kelahiran Bogor ini memproduksi miniatur di hari kerja dan memasarkannya di hari Sabtu dan Ahad. Selain di Kampung Betawi, produknya dipasarkan di dinas koperasi DKI Jakarta dan pernah dipasarkan di International Handycraft Trade Fair (INACRAFT) di Jakarta Convention Center Senayan tahun 2016. Kini pemasaran dilakukan juga secara online melalui Instagram.
Saat awal Pandemi Covid-19. Wawang sempat bingung karena usaha inilah yang menjadi sumber utama penghasilannya. Namun Wawang enggan tumbang. Pandemi tak menghentikan langkahnya untuk terus mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai kesempatan pelatihan wirausaha. Berkat semangat pantang menyerah, ia menyabet penghargaan peserta berprestasi pada Event Reach Independence & Sustainable Entrepreneurship yang digelar oleh MayBank.
Selain itu, usahanya masuk 10 besar nasional Difabisa tahun 2021 yang diinisiasi oleh Astra Disability Connection Program dan mendapat tambahan modal untuk pengembangan usahanya. Selain penghargaan bagi usahanya, Wawang juga merupakan atlet renang dan berhasil mendapat juara 3 Nomor 50M Gaya Dada S7 Putra di Kejuaraan Paraswimming se-Jawa Barat Tahun 2022.
Sederet prestasi yang ia torehkan menjadi bukti bahwa disabilitas bisa berdaya. "Saya cuma ingin membuktikan, kalau disabilitas bisa mandiri dan apa yang mereka lakukan bisa saya lakukan juga," tutur Wawang seperti tertulis dalam keterangan, Kamis (20/10/2022).
Prestasi dan keberhasilan usahanya pun membuatnya wara wiri di berbagai stasiun TV, berbagi pengalaman menginspirasi dan juga memotivasi. Kemensos terus mendukung pengembangan usaha Wawang Dengan memberikan bantuan motor roda tiga sebagai salah satu implementasi Program Indonesia Melangkah.
Wawang akan terus menjual hasil karyanya dengan keliling menggunakan motor roda tiga. Ia berharap usahanya bisa semakin berkembang dan bisa memberdayakan teman-teman penyandang disabilitas lainnya.