Kamis 20 Oct 2022 20:47 WIB

NOC Klarifikasi Kejadian Pemeriksaan Polisi Seoul pada Delegasi Indonesia

Okto mengatakan, justru delegasi Indonesia yang melapor ke polisi akibat diganggu.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Israr Itah
Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari (kanan).
Foto: Dok KOI
Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) membantah dua anggota delegasinya masuk dalam proses investigasi Kepolisian Seoul, Korea Selatan, akibat dugaan pertikaian yang terjadi pada Rabu (19/10/2022) malam. Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari mengapresiasi kinerja profesional Kepolisian Seoul dalam menindaklanjuti laporan dari delegasi Indonesia, yakni salah satu tim pengisi acara yang telah membantu membawa keindahan Bali di Association National Olympic Committee (ANOC) General Assembly XXVI di Seoul. Namun, lanjut Okto, kronologi yang terjadi tidak seperti yang diberitakan. 

Delegasi Indonesia tengah berada di ANOC General Assembly XXVI di Seoul. Dalam sidang umum ini, NOC Indonesia membawa tim pendukung pengisi acara untuk membantu mempromosikan ANOC World Beach Games Bali 2023.

“Kami ingin membantah dan mengklarifikasi berita yang beredar," kata Okto, sapaan karib Raja Sapta dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Kamis (20/10/2022).

Okto menerangkan, kejadian bermula ketika tim pengisi acara yang membantu membawa keindahan Indonesia untuk mempromosikan ANOC World Beach Games Bali tengah mencari udara segar di pedestrian di depan salah satu cafe di Seoul. Mereka kemudian dihampiri dua orang lelaki, yakni satu warga asing dari Eropa dan satu warga lokal berdarah campuran, yang secara tiba-tiba menyerang anggota delegasi ini.

"Ada pengisi acara yang masuk dalam rombongan berangkat ke Seoul, ketika mereka sedang berada di pedestrian jalan, dua orang yang diduga mabuk itu justru menghampiri dan mengganggu salah seorang pengisi acara dengan memukul tangannya. Dalam situasi tersebut, siapa pun, secara refleks pasti melakukan self defence (pertahanan diri)," ujar Okto.

Pertahanan diri tersebut yang kemudian membuat situasi saling dorong satu sama lain. Bahkan, mereka juga memberikan ancaman, yang kemudian membuat delegasi Indonesia memutuskan mendatangi kantor polisi guna melaporkan kejadian.

"Jadi datang ke kantor polisi untuk menemukan solusi. Orang kita dimintai keterangan dengan ditanyai sejumlah pertanyaan, dan kemudian langsung pulang. Itu pun hanya setengah jam atau 30 menit. Saya tahu karena saya langsung datang ke lokasi. Tidak mungkin dilepaskan jika salah," kata Okto.

Dia menjelaskan Kepolisian di Seoul juga bekerja secara profesional. Kendati demikian, Okto menyebut pihaknya tidak akan memperpanjang masalah ini.

"Kerjanya pun sangat sopan. Mereka mengerti situasinya dan sangat independen. Jadi sudah kita memaafkan mereka. Saya kira ini tidak perlu diperpanjang karena para pengisi acara ini justru berhasil mendapatkan apresiasi di ANOC General Assembly karena berhasil menghadirkan suasana Bali di Seoul," kata Okto.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement