Kamis 20 Oct 2022 20:49 WIB

Suku Bunga Acuan BI Diwaspadai Pelaku Usaha dan Perbankan

Efek negatif kenaikan suku bunga acuan akan dirasakan pelaku usaha dan perbankan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia perlu terukur untuk pelaku usaha. Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira menyampaikan dampak dari naiknya bunga acuan di satu sisi bisa perkuat ketahanan kurs rupiah karena fenomena super dolar terus berlanjut.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia perlu terukur untuk pelaku usaha. Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira menyampaikan dampak dari naiknya bunga acuan di satu sisi bisa perkuat ketahanan kurs rupiah karena fenomena super dolar terus berlanjut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia perlu terukur untuk pelaku usaha. Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira menyampaikan dampak dari naiknya bunga acuan di satu sisi bisa perkuat ketahanan kurs rupiah karena fenomena super dolar terus berlanjut.

"Sementara efek negatif akan dirasakan ke pelaku usaha dan perbankan berupa kenaikan bunga pinjaman," katanya, Kamis (20/10).

Menurutnya, suku bunga pinjaman bank (SBDK) mulai terpantau meningkat sehingga pelaku usaha harus atur strategi dalam membayar bunga dan cicilan pinjaman modal kerja. Bagi konsumen di dalam negeri dampak naiknya suku bunga acuan yang kontinyu akan menurunkan tingkat belanja.

Terutama penjualan kendaraan bermotor dan rumah akan alami perlambatan. Ini yang menurunkan inflasi inti, karena demand melemah.