Jumat 21 Oct 2022 03:17 WIB

RSCM Dalami Sampel Obat yang Diduga Penyebab Gagal Ginjal Akut

RSCM merawat anak menderita gagal ginjal akut progresif atipikal sejak Januari 2022. 

Red: Ratna Puspita
Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Lies Dina Liastuti memberikan pernyataan saat konfrensi pers di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Kamis (20/10/2022). Lies Dina Liastuti menyampaikan sejak Januari hingga pertengahan Oktober 2022, pihak RSCM total mendapat rujukan 49 anak yang mengalami gagal ginjal akut dan 31 di antaranya meninggal dunia.
Foto: ANTARA/Fauzan
Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Lies Dina Liastuti memberikan pernyataan saat konfrensi pers di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Kamis (20/10/2022). Lies Dina Liastuti menyampaikan sejak Januari hingga pertengahan Oktober 2022, pihak RSCM total mendapat rujukan 49 anak yang mengalami gagal ginjal akut dan 31 di antaranya meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta masih mendalami sejumlah sampel obat sirop yang diduga sebagai penyebab penyakit gagal ginjal akut progresif atipikal melalui pemeriksaan laboratorium. Sebanyak 49 anak yang menderita gagal ginjal akut progresif atipikal dirawat di RSCM, terhitung dari Januari 2022.

"Di awal (kemunculan kasus) kami tidak memikirkan ke arah obat (penyebab). Jadi yang kami baru teliti tentang obat ini baru di 11 pasien terakhir yang sekarang ada (dirawat), mungkin lebih. Maksudnya yang diperiksa untuk toksikologinya," kata Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (21/10/2022).

Baca Juga

Dari seluruh pasien tersebut, Lies mengatakan belum semua sampel obat berhasil dikumpulkan terutama dari pasien lama atau pasien yang telah meninggal dunia. "Semua kasus itu, yang kami coba cari apa nama obat yang dipakai sebelumnya itu sudah kami dapatkan data, tapi belum semua. Karena kalau yang sudah meninggal, kami agak susah apalagi yang kasus lama," ujarnya.

Lies mengatakan sampel obat yang pernah dikonsumsi pasien diteliti di laboratorium yang telah bekerja sama dengan RSCM. Menurut dia, hingga saat ini belum semua hasil pemeriksaan keluar.