Jumat 21 Oct 2022 08:27 WIB

Wisudawan UMM Selesaikan Studi Magister dengan Jualan Air Isi Ulang

Awal mula Alex berjualan air isi ulang karena sering bergaul dengan pebisnis.

Rep: wilda fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Alex Tena selaku wisudawan magister bahasa Inggris pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sukses lulus kuliah dengan biaya sendiri lewat berjualan air isi ulang galon.
Foto: istimewa
Alex Tena selaku wisudawan magister bahasa Inggris pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sukses lulus kuliah dengan biaya sendiri lewat berjualan air isi ulang galon.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gigih dalam satu hal yang ditekuni dan membuang rasa gengsi termasuk kunci untuk meraih keberhasilan. Begitulah ucap Alex Tena selaku wisudawan magister bahasa Inggris pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sukses lulus kuliah dengan biaya sendiri lewat berjualan air isi ulang galon.

Alex menjelaskan, awal mula ia berjualan air isi ulang karena sering bergaul dengan seorang pebisnis. Ia beberapa kali berbincang mengenai usahanya dan menarik minatnya untuk belajar. Selain karena ingin membuka usaha, Alex juga mau tidak mau harus mencari tambahan biaya untuk perkuliahannya. Akhirnya muncul ide untuk membuat depo air isi ulang.

Baca Juga

Semasa kuliah, kos Alex terletak dekat dengan tempat isi ulang air. Di sana, dia melihat penjualnya hanya diam di toko. "Melihat itu, saya mencoba untuk mengembangkkan dengan mengatar ke berbagai lokasi pemesanan,” ungkap pemuda kelahiran Sumbawa Barat tersebut.

Usahannya untuk membuka depo air isi ulang terbilang tidak mudah. Ada usaha yang perlu ia kerjakan untuk bisa mendapatkan modal berjualan. Alex sempat kerja berjualan roti selama tiga bulan untuk bisa membayar uang muka peralatan depo air. Tepat 14 September 2019 adalah awal dia berjualan is ulang air.

Ketika pertama kali jualan tidak, Alex hanya bisa menjual satu hingga enam galon. Alex akhirnya mengubah metode pemasaran dengan menyebarkan brosur ke tiap mahasiswa dan membuka jasa antar galon secara daring. Dia bersyukur strategi tersebut berhasil hingga sekarang penjualan air isi ulang bisa tembus 150 per hari.

Tak mudah memang berkuliah sambil berbisnis. Ia menyadari jika manajemen waktu secara matang adalah salah satu kunci keberhasilannya mengerjakan dua hal tersebut. Ia membagi waktu yaitu pagi hingga sore fokus berjualan dan kuliah, sedangkan malamnya mengerjakan tugas kuliah. 

“Sebenarnya rasanya capek kalau harus beraktvitas dari pagi hingga malam. Tapi itu semua saya lakukan karena ada derajat yang harus saya angkat dan hinaan yang harus saya buktikan,” ucapnya.

Menariknya, hasil jualannya juga bisa membantu teman-temannya yang kesusahan.  Ia bersyukur dengan berjualan air isi ulang bisa sekalian membantu teman-teman mahasiswa yang sedang kesusahan. Bahkan, sesekali ia memberikan diskon dan memberi gratis.

Pada proses penjualan, Alex mematok usahanya sekitar Rp 5 ribu. Lalu untuk biaya ongkir ditambah Rp 2 ribu sehingga menjadi Rp 7 ribu. Sementara itu, untuk harga non-mahasiswa dipatok Rp 10 ribu. Tak jarang Alex memberikan harga Rp 5 ribu untuk mahasiswa ketika ia sulit bahkan mengizinkan pelanggannya berhutang.

Terakhir, ia berpesan ke anak muda untuk menggunakan waktu yang ada dengan hal bermanfaat dan menjalani hidup dengan terencana. “Gunakan waktu dengan perencanaan yang baik. Kapan waktu belajar dan bekerja. Ketika kita menemukan suatu tantangan jangan menyerah, karena tantangan akan membawa kita untuk memiliki wawasan yang luas untuk memperbaiki diri kita sendiri,” kata dia menambahkan.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement