REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rahmad Hidayat menyandarkan punggungya di salah satu sudut gelanggang olahraga (GOR) Djarum, Jati, Kudus. Waktu menunjukkan pukul 10.40, Jumat (21/10 siang WIB.
Ia berada di dekat lapangan bulu tangkis dalam GOR tersebut. Di dekatnya, terlihat seorang anak sedang melakukan pemanasan. Kevin Fico Saverio, nama bocah tersebut.
Kevin yang adalah Putra Rahmad, tengah berlari kecil, sesekali melompat, dan menampilkan gerak layaknya pemain bulu tangkis melakukan smash. Ia salah satu peserta yang audisi umum PB Djarum 2022. Berdasarkan data yang ditampilkan panitia, ia dijadwalkan bertemu Muhammad Nawajid pada hari pertama tahap turnamen.
Artinya, siswa kelas lima SD Negeri 1 Pangkalpinang ini telah melewati dua sesi screening. Nampak keringat mulai membasahi wajahnya. Tak jarang ia mendapat arahan dari ayahnya.
Di sela-sela aktivitasnya mendampingi Kevin, Rahmad terbuka untuk bercerita. Kepada Republika, ia mengaku ingin sekali menyaksikan buah hatinya menjadi bagian dari atlet binaan PB Djarum.
"Semoga anak saya mendapatkan beasiswa untuk belajar di sini. Mengasah kemampuannya lebih baik lagi, bermain bulu tangkisnya," kata sosok yang bekerja sebagai pegawai swasta itu.
Rahmad mengambil cuti sepekan untuk mendampingi Kevin dalam proses audisi ini. Ia bersama bersama beberapa rekannya dari Pangkalpinang, Bangka Belitung, menggunakan transportasi darat menuju Kudus. Mereka berangkat pada Jumat (14/10) dan sampai di kota kretek pada Ahad (16/10).
"Kami pakai mobil selama dua hari, dua malam, ujarnya.
Itu menjadi bukti dukungannya terhadap mimpi sang anak. Menurut Rahmad, sekolahnya Kevin juga memberikan respon positif. Sejak awal, ia sudah berkomunikasi dengan berbagai elemen di SDN 1 Pangkalpinang.
Kevin diberikan izin untuk mengikuti seleksi di Kudus. "Guru-guru dan kepala sekolahnya, mensupport Kevin untuk mengikuti audisi ini," tutur Rahmad.
Ia mengetahui profil PB Djarum yang telah menelurkan banyak atlet nasional. Beberapa di antaranya, menjadi andalan merah putih. Rahmad mengaku terus memotivasi Kevin agar bisa mengikuti jejak para jawara tersebut.
"Saya katakan ke dia, tetap semangat. Beri yang terbaik. Semua lawan itu sama. Cuma tinggal bagaimana mental kita untuk memenangkan pertandingan," tuturnya.
Sejenak Kevin menghentikan aktivitas pemanasan di pinggir lapangan. Nafasnya terengah-engah. Setelah beberapa detik beristirahat, ia terlibat dalam obrolan.
Ia mengaku telah berlatih rutin dalam 10 bulan terakhir sebelum bersaing di Kudus. Informasi serupa juga keluar dari mulut ayahnya. Ia membekali dirinya lewat pelatihan rutin di PB Sarma Pangkalpinang.
"Latihannya dari jam tiga sore sampai jam delapan malam (per hari)," ujar bocah berusia 11 tahun ini.
Andai terpilih menjadi atlet binaan PB Djarum, Kevin akan pindah ke kota kretek. Ia sudah siap menghadapi situasi tersebut. Artinya bakal menjalani keseharian, dari lokasi berbeda dengan orang tuanya.