Jumat 21 Oct 2022 15:49 WIB

4.300 BTS Indosat dan Tri Ditergetkan Akhir Tahun Ini Diintegrasikan

Pengintegrasian diharapkan dapat menggerakkan ekosistem digital masyarakat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Indosat Ooredo Hutchison berupaya meningkatkan kualitas jaringan melalui penambahan BTS dan paket kuota internet.
Foto: istimewa
Indosat Ooredo Hutchison berupaya meningkatkan kualitas jaringan melalui penambahan BTS dan paket kuota internet.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pasca-mergernya dua perusahaan telekomunikasi Indosat dan Tri, sebanyak 4.300 tower jaringan Base Transceiver Station (BTS) di Jawa Barat mulai digabung atau diintegrasikan. Selama proses integrasi, layanan telekomunikasi terhadap pelanggan dipastikan tidak terganggu. 

Menurut SVP Head of Region Central & West Java Indosat Ooredoo Hutchison, Swandi Tjia, saat ini, pihaknya terus mengakselerasi integrasi jaringan di Regional Jawa Barat. Dari 4.300 sites di wilayah ini, Indosat telah berhasil melakukan integrasi lebih dari 1.600 sites atau telah tercapai sekitar 40 persen.

"Secara wilayah, pencapaian integrasi di beberapa klaster sudah mencapai di atas 50 persen," ujar Swandi Tjia, Jumat (21/10).

Beberapa wilayah di Jabar yang sudah terintegrasi, kata dia, di antaranya di Kota Bandung, Indramayu, Majalengka, Subang, Banjar, dan Tasikmalaya-2. Sedangkan di daerah seperti Cimahi, Sumedang, Cianjur Utara, Kuningan, Garut, serta Tasikmalaya-1 telah mencapai kisaran 20 persen-49 persen.

"Kami pastikan proses integrasi ini tidak akan mengganggu layanan telekomunikasi terhadap pelanggan, " ujar Swandi di Bandung, Kamis malam (20/10). 

Swandi menjelaskan, pascamerger antara Indosat dan Tri pada 4 Januari 2022  lalu, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) terus mengintegrasikan lebih dari 43.000 pemancar jaringan (sites) di seluruh Indonesia dengan teknologi Multi Operator Core Network (MOCN). 

Hingga kini, kata dia, prosesnya sudah lebih dari 50 persen secara nasional dan ditargetkan sebagian besarnya akan selesai di akhir tahun 2022. Proses integrasi jaringan ini bertujuan untuk menghadirkan layanan telekomunikasi digital berkelas dunia dengan kecepatan dan jangkauan jaringan yang lebih baik bagi pelanggan.

Menurutnya, IOH menggunakan teknologi Multi Operator Core Network (MOCN) yang terbagi menjadi beberapa spektrum frekuensi. IOH menggandeng beberapa mitra strategis seperti Huawei, Ericsson, dan Nokia dalam melakukan proyek yang diberi nama Supernova. 

Keahlian dan pengalaman global dari masing-masing mitra berkontribusi dalam pencapaian target proyek. Integrasi jaringan ini menjadi periode tercepat yang pernah ada di Indonesia untuk jaringan berskala besar. 

"Harapannya ini dapat menggerakkan ekosistem digital masyarakat di tanah Pasundan sehingga mereka mampu menikmati jaringan yang lebih luas, kecepatan seluler yang lebih tinggi, inovasi yang lebih besar. Serta pengalaman menggunakan internet yang semakin nyaman," paparnya.

Sementara menurut District Operation Head West Java Indosat Ooredoo Hutchison Fari Salman Suhud, setelah proses integrasi ini selesai, pelanggan akan menikmati jaringan yang lebih luas. Juga kualitas jaringan indoor yang lebih baik, serta internet yang lebih cepat. 

"IOH berkomitmen untuk berfokus pada peningkatan pengalaman pelanggan. Kami akan memonitor performa jaringan serta memantau pengalaman pelanggan secara real-time untuk memastikan hal tersebut," katanya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement