REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - China pada Kamis (20/10/2022) membanggakan diri karena sembilan negara telah mengalihkan pengakuan diplomatiknya dari Taiwan ke Beijing dalam beberapa tahun terakhir dan menyebutnya sebagai hasil utama dari "pertarungan" diplomatiknya dengan Taiwan di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping.
Wakil Menteri Luar Negeri China Ma Zhaoxu mengatakan bahwa China berhasil "memenangkan" dan menarik sembilan negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ma pada konferensi pers yang diadakan di sela-sela kongres utama Partai Komunis yang berkuasa di China.
"Kepatuhan masyarakat internasional terhadap kebijakan satu-China telah menjadi lebih terkonsolidasi," ujar Ma.
Dia menambahkan bahwa tekad Beijing untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial sudah "tak tergoyahkan dan kokoh."
Dengan "semangat juang", diplomasi China akan "selalu berdiri di garis depan" dalam melindungi kepentingan nasional, kata Ma.
Kesembilan negara yang berpaling dari Taiwan ke China termasuk negara-negara Amerika Tengah dan Pasifik, seperti Nikaragua dan Kepulauan Solomon.
China diyakini telah mendesak negara-negara tersebut untuk memutuskan hubungan dengan Taiwan dengan menawarkan bantuan ekonomi berdasarkan inisiatif infrastruktur sabuk dan jalannya (Belt and Road Initiative).
Taiwan kini memiliki hubungan diplomatik dengan 14 negara. China dan Taiwan memiliki pemerintahan terpisah sejak keduanya berpisah pada 1949 karena perang saudara.
Beijing bereaksi keras terhadap kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus dan kemudian mengadakan latihan militer skala besar, yang meningkatkan ketegangan lintas selat.