REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membukukan kinerja cemerlang sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Sejak awal tahun hingga September 2022, Matahari melaporkan penjualan kotor sebesar Rp 9,5 triliun atau tumbuh 26,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pada periode yang sama, pendapatan bersih perseroan juga meningkat 21,5 persen menjadi Rp 4,96 triliun. Sementara EBITDA perseroan tercatat sebesar Rp 1,54 triliun atau tumbuh 98,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan pendapatan dan EBITDA turut mendongkrak laba bersih perseroan secara signnifikan sebesar 140,1 persen menjadi Rp1,05 triliun. CEO Matahari, Terry O'Connor, optimistis kinerja positif perseroan akan terus berlanjut hingga akhir tahun.
"Perseroan masih berada di jalur yang tepat untuk panduan EBITDA tahun penuh 2022 sebesar Rp 2,1 triliun dan Laba Bersih sebesar Rp 1,4 triliun," kata Terry dalam keterangannya dikutip Jumat (21/10).
Optimisme tersebut didukung dengan kinerja kuartal ketiga yang mengalami pertumbuhan pesat. Penjualan kotor perseroan di kuartal tersebut tercatat mencapai Rp 2,3 triliun atau tumbuh 147 persen yoy. Sementara pendapatan bersih tumbuh 133,6 persen menjadi Rp 1,2 triliun.
Adapun EBITDA perseroan pada kuartal tersebut tumbuh 341,3 persen yoy menjadi Rp 241 miliar. Sehingga, laba bersih perseroan pun terdongkrak menjadi Rp 136 miliar atau tumbuh sebesar 244,7 persen yoy.
Perseroan baru-baru ini meluncurkan kembali pemosisian merek, identitas, dan logo baru yang mewakili Matahari baru sebagai 'House of Specialists' yang berpusat pada pelanggan. Ini menjadi omni-channel untuk melayani kebutuhan fesyen spesialis dari kelompok pelanggan terbesar di seluruh Indonesia.
Langkah ini sejalan dengan strategi lima tahun perseroan dalam membangun pangsa pasar di pasar sasarannya sebagai merek ritel paling pervasif di sektornya. Untuk mewujudkan konsep House of Specialists, Matahari akan fokus pada empat pilar utama yaitu Produk, Harga, Pengalaman Pelanggan dan Orang.
Matahari juga mengumumkan pembukaan 10 gerai pada 2022 dimana 5 lokasi telah dibuka dan 5 lokasi lainnya akan dibuka pada November dan Desember di Gresik, Jakarta Timur, Bontang, Manado dan Kendari.
Selain itu, Matahari berencana untuk membuka 12 sampai 15 gerai baru pada 2023 dengan tujuh lokasi yang telah ditentukan. Perseroan juga telah meningkatkan peluang perluasan gerai dan penciptaan lapangan kerja. Jumlah total gerai secara nasional pada akhir 2022 akan menjadi 148, tumbuh menjadi 160 atau lebih pada akhir 2023.
Menjelang tahun 2023, perseroan menganggarkan level EBITDA Rp 2,4 triliun hingga Rp 2,5 triliun. Namun karena ketidakpastian global yang dapat berdampak secara nasional, perseroan memutuskan untuk mengeluarkan panduan anggaran yang berhati-hati sebesar Rp 2,3 triliun hingga Rp 2,4 triliun.
Matahari juga berkomitmen atas Dividen tahun 2022 sebesar Rp 525 per saham. Ini merupakan pembayaran dividen tertinggi hingga saat ini yang akan dibayarkan pada 2023.
Kinerja yang positif serta rencana pembagian dividen ini pun berhasil mengangkat harga saham perseroan. Berdasarkan data RTI, saham LPPF mengalami kenaikan selama empat hari beruntun. Dalam sepekan, LPPF telah menguat 15,57 persen.