Jumat 21 Oct 2022 18:15 WIB

Boris Johnson dan Rishi Sunak Kandidat Unggulan Pengganti Liz Truss

Boris Johnson dan Rishi Sunak menjadi kandidat terkuat pengganti Liz Truss

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Liz Truss, kanan, dan Rishi Sunak di atas panggung setelah pemilihan kepemimpinan Konservatif di Wembley Arena di London, Rabu, 31 Agustus 2022. Setelah berminggu-minggu menunggu, Inggris akhirnya akan mengetahui siapa yang akan menjadi perdana menteri barunya. Truss baru menjabat selama enam minggu. Tetapi kebijakan ekonomi libertariannya telah memicu krisis keuangan, intervensi darurat bank sentral, beberapa putaran balik dan pemecatan kepala Departemen Keuangannya.
Foto: AP/Kirsty Wigglesworth
Liz Truss, kanan, dan Rishi Sunak di atas panggung setelah pemilihan kepemimpinan Konservatif di Wembley Arena di London, Rabu, 31 Agustus 2022. Setelah berminggu-minggu menunggu, Inggris akhirnya akan mengetahui siapa yang akan menjadi perdana menteri barunya. Truss baru menjabat selama enam minggu. Tetapi kebijakan ekonomi libertariannya telah memicu krisis keuangan, intervensi darurat bank sentral, beberapa putaran balik dan pemecatan kepala Departemen Keuangannya.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak menjadi kandidat terkuat pengganti Liz Truss yang mengundurkan diri sebagai perdana menteri. Para kandidat berusaha menarik dukungan sebagai ketua Partai Konservatif di pemilihan cepat.

Setelah Truss mengakhiri masa kekuasaannya pada Selasa (20/10/2022) kemarin, penggantinya ingin mendapatkan 100 suara anggota parlemen dari Partai Konservatif dalam pemilihan yang diharapkan dapat mengubah nasib pemerintahan mereka.

Baca Juga

Pemenangnya akan menjadi perdana menteri kelima Inggris dalam enam tahun. Jajak pendapat memperkirakan Partai Konservatif akan kalah dalam pemilihan berikutnya.

Perdana menteri yang baru akan diumumkan pada Senin (24/10/2022) atau Jumat (28/10/2022) pekan depan. Johnson yang diturunkan anggota parlemen Partai Konservatif tiga bulan yang lalu bersaing dengan Sunak yang juga mantan lawan Truss dalam pemilihan sebelumnya.

"Saya kira ia memiliki rekam jejak yang terbukti dalam mengubah hal-hal, ia dapat mengubahnya kembali, dan saya yakin rekan-rekan mendengar pesan ini dengan keras dan jelas," kata anggota parlemen Partai Konservatif Paul Bristow mengenai Johnson di LBC Radio, Jumat (21/10/2022).

"Boris Johnson adalah karakter yang ditakuti Partai Buruh, Boris Johnson dapat memenangkan pemilihan umum berikutnya," katanya.

Johnson yang membandingkan dirinya dengan diktator Romawi yang berkuasa dua kali untuk mengatasi krisi mungkin akan kesulitan mendapatkan 100 suara. Ia diturunkan setelah tiga tahun berkuasa karena berbagai skandal yang menerpa pemerintahannya.

Seorang mantan penasihatnya yang sudah tidak lagi berbicaranya dengan Johnson dan meminta namanya tidak disebutkan mengatakan tampaknya mantan perdana menteri itu tidak akan mencapai targetnya. Sebab Johnson memutus hubungan dengan banyak anggota parlemen selama ia berkuasa.

Namun pada stasiun televisi Sky News, Will Walden yang juga pernah bekerja untuk Johnson mengatakan Johnson kembali dari liburan dan sedang menjalani pemeriksaan. Pemilihan dimulai Kamis (20/10/2022) kemarin, beberapa jam setelah Truss mengumumkan pengunduran dirinya di Downing Street.

Sunak yang merupakan analis di Goldman Sachs dan menjadi menteri keuangan saat pandemi Covid-19 melanda Eropa menjadi calon unggulan. Mantan Menteri Pertahanan Penny Mordaunt juga maju untuk pemilihan perdana menteri untuk ketiga kalinya.

Belum ada yang resmi mengumumkan pencalonan mereka.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement