Jumat 21 Oct 2022 17:12 WIB

Budayawan: Penggunaan Baju Adat di Siswa Perkuat Ciri Kedaerahan

Penggunaan pakaian adat sebagai seragam sejiwa dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Red: Indira Rezkisari
Sejumlah anak berpakaian adat Toraja.
Foto: ANTARA/Zabur Karuru
Sejumlah anak berpakaian adat Toraja.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Budayawan asal Banyumas Ahmad Tohari menilai penggunaan baju daerah atau pakaian adat sebagai seragam sekolah untuk peserta didik jenjang pendidikan dasar hingga menengah akan memperkuat ciri kedaerahan. "Kita memang perlu sekali-kali menampilkan diri kita itu siapa. Kita kan Indonesia, yang Jawa, yang Banyumas, itu bisa ditampilkan warna kedaerahan kita," kata penulis novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk itu di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (21/10/2022).

Selain itu, kata dia, penggunaan pakaian adat sebagai seragam sekolah juga sejiwa dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kebijakan penggunaan pakaian adat sebagai seragam sekolah sangat baik untuk diterapkan, sehingga bisa menunjukkan siapa sebenarnya bangsa Indonesia ke pihak luar.

Baca Juga

"Kita harus menjelaskan kepada pihak luar suku maupun luar negeri bahwa siapa kita sebenarnya. Kalau kita Jawa, tampilkan kejawaan kita dan kalau kita Banyumas, tampilkan Jawa yang kebanyumasan kita," kata pria yang akrab disapa Kang Tohari itu.

Kendati demikian, ia mengharapkan kebijakan penggunaan pakaian adat sebagai seragam sekolah tersebut terus berkelanjutan dan bukan hanya sekadar kebijakan sesaat. "Jangan merupakan 'hangat-hangat tahi ayam', jangan begitu. Kita mesti konsisten dan taat asas supaya memperkuat ciri kedaerahan kita," tegasnya.