REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengingatkan jajarannya untuk mewaspadai potensi ancaman bencana di wilayahnya. Apalagi, terdapat informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan Kabupaten Garut sebagai salah satu dari tujuh kabupaten/kota di Jawa Barat (Jabar) yang berstatus awas dan siaga.
"Jadi Garut, dalam tiga hari ke depan sampai dengan hari Ahad statusnya adalah awas. Saya juga sudah instruksikan di forum camat ya semua untuk sosialisasi," kata dia, melalui siaran pers, Jumat (21/10/2022).
Rudy juga menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut untuk siap siaga dalam menindaklanjuti peringatan dari BMKG. Meski begitu, ia berharap daerahnya bisa aman dari potensi bencana yang ada.
Kepala BPBD Kabupaten Garut, Satria Budi, mengatakan, pihaknya telah memberikan imbauan kepada para camat dan kepala desa untuk mengantisipasi potensi terjadinya bencana. Meski begitu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut belum mengeluarkan status siaga darurat bencana.
"Kami masih menunggu informasi dari BMKG. Sebab dari BMKG belum mengeluarkan surat peringatan dini untuk tiga bulan ke depan," kata dia.
Menurut Budi, sebagian besar wilayah Kabupaten Garut sudah mulai sering terjadi hujan. Namun, hujan masih belum merata di seluruh wilayah, terutama di wilayah utara Kabupaten Garut.
Kendati demikian, dia meminta, masyarakat tetap waspada. Pasalnya, seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Garut memiliki potensi bencana hidrometeorologi.
Selain itu, terdapat sembilan kecamatan di Kabupaten Garut yang memiliki tingkat potensi banjir yang tinggi, yakni Kecamatan Banjarwangi, Caringin, Cibalong, Cikajang, Cikelet, Cisompet, Pakenjeng, Pameungpeuk, dan Singajaya. Sedangkan seluruh kecamatan di Kabupaten Garut memiliki potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi.
"Kami juga sudah buat imbauan ke camat dan desa. Namun mudah-mudahan kondisi aman," kata dia.